MEDAN - Mengutip Hadis Rasulullah Muhammad SAW, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara Prof Dr H Abdullah Syah MA mengatakan, langit dan bumi menangis saat meninggalkan bulan Ramadhan.

Hal itu disampaikan Ketua MUI Sumut saat menutup kegiatan terakhir Muzakarah Ramadhan 1440 Hijriah yang diselenggarakan MUI Sumut, Minggu (2/6/2019).

Berbeda dengan manusia saat meninggalkan Ramadhan lebih banyak yang gembira daripada menangis. Padahal bila didalami Ramadhan itu adalah bulan penuh berkah. Amalan 1 sholat Sunat sama dengan 1 Sholat Fardhu dan 1 Sholat Fardhu sama dengan 70 Sholat Fardhu di luar Ramadhan.

Begitu juga dengan berinfak, kata Ketua MUI, berinfak 1 rupiah di bulan Ramadhan sama dengan berinfak 70 rupiah di luar Ramadhan. "Itulah mengapa bulan Ramadhan disebut bulan Mubarak," ujar Abdullahsyah.

Agar pahala puasa Ramadhan lebih dilipatgandakan lagi, kata Ketua MUI, sempurnakan dengan puasa 6 hari di bulan Syawal. "Jika itu dapat dilaksanakan, maka pahala puasanya sama dengan puasa 360 hari atau 1 tahun penuh. Belum lagi kalau pada Ramadhan itu seseorang mendapat Lailatul Qadar, maka keberkahan yang diperolehnya setara dengan seribu bulan," ujar Abdullahsyah.

Sementara Hari Raya Idulfitri 1 Syawal, kata Ketua MUI Sumut, merupakan hari jamuan Allah yang diisi dengan takbir dan tahmid serta Sholat Iedul Fitri. "Syawal juga artinya bulan berbagi dan bersilaturahmi dengan saling membersihkan hati atau maaf-memaafkan," ujar Ketua MUI Sumut seraya mengucapkan Selamat Iedul Fitri 1440 Hijriah mohon maaf lahir dan batin.***