MEDAN - Tujuan utama Islam mewajibkan umatnya melaksanakan puasa Ramadhan adalah agar umatnya bertaqwa. Sedangkan sehat seseorang setelah berpuasa merupakan hikmah setelah seseorang bertaqwa.

Hal itu dikemukakan Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU) Bagian Patologi Anatomi Profesor HM Nadjib Dahlan Lubis pada Muzakarah Majelis Ulama (MUI) Sumut di Aula Gedung MUI Sumut Jalan Sutomo Ujung Medan, Minggu (19/5/2019).

Lebih lanjut dikatakan Nadjib Lubis, saat berpuasa ternyata terjadi peningkatan high density lipoprotein (HDL) dan penurunan low density lipoprotein LDL. LDL bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Selain itu, kata Nadjib pada Muzakarah yang dihadiri Ketua Iptek Lebah Madu Provinsi Sumut Drs M Achir Lubis dan puluhan peserta lainnya itu, pada waktu berpuasa terjadi peningkatan konsentrasi (kekentalan) air urin sehingga meningkatkan kekuatan daya serap (osmosis) dari air urin untuk menarik bahan-bahan yang tidak berguna bagi tubuh seperti racun untuk dikeluarkan.

Lebih jauh dikatakan Profesor Nadjib, salah satu penyebab infertilitas atau kemandulan wanita adalah peningkatan hormon prolaktin. 80 persen populasi penelitian menunjukkan hormon prolaktin sehingga dengan berpuasa wanita berpeluang besar mendapat kondisi subur. "Begitu juga dengan kesuburan laki-laki untuk pembentukan sperma," terangnya.

Dalam puasa, lanjut Profesor Nadjib Lubis, kita dianjurkan tidak banyak bicara. Puasa dalam arti berpantang bicara terdapat dalam Qur'an Surat Maryam ayat 26. "Secara logis dan ilmiah, puasa sunat Senin dan Kamis bermanfaat dalam menjaga dan memelihara kesehatan terlebih jika dilakukan secara berkesinambungan," pungkas Profesor Nadjib.***