MEDAN-Dalam waktu dua tahun harga saham PT Mark Dynamics Indonesia, Tbk  (MARK) mampu meroket tumbuh hingga 1.000 persen. Bahkan PT Mark mampu membagikan dividen tunai sebesar Rp 26,2 miliar kepada 3.800.000.310 saham diterbitkan atau Rp 7 per lembar saham. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan di Medan.

Presiden Direktur MARK, Ridwan Goh mengungkapkan, dividen tunai yang dibagikan ini sebagai apresiasi kepada seluruh pemegang saham Perusahaan.

“Manajemen MARK telah menyetujui untuk memberikan nilai tambah bagi pemegang saham, antara lain dengan menyetujui pembagian dividen setiap tahun. Dividen tunai sebesar 32 persen diambil dari Laba Bersih Tahun Berjalan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2018 yang berjumlah Rp 81,9 Miliar,” katanya, di sela-sela RUPS di Medan, Selasa (14/5/2019) malam.

Terkait kinerja, lanjutnya, Perusahaan berhasil meningkatkan kinerja keuangan yang baik diiringi, tingkat kenaikan penjualan dari 62,36 persen di tahun 2017 menjadi 55,41 persen di tahun 2018. Hal yang meningkat pada peningkatan marjin laba kotor dari 37,64 persen di tahun 2017 menjadi 44,59 persen di tahun 2018.

Pencapaian kinerja ini didukung oleh Perusahaan dalam dua tahun berhasil melampaui target laba. Lebih lanjut tentang ekonomi dunia juga akan menguatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan akan mendorong pertumbuhan perusahaan.

Aset Perusahaan meningkat sebesar 40 persen dari Rp 227.600 miliar pada tahun 2017 menjadi Rp 318.080 miliar pada tahun 2018. Pendapatan Perusahaan juga meningkat sebesar 35,73 persen dari sebelumnya Rpb239,79 miliar pada tahun 2017 menjadi Rp 325,47 miliar pada tahun 2018.

Perusahaan juga berhasil meningkatkan biaya yang rendah sehingga berhasil meningkatkan laba yang meningkat sebesar 67,09 persen dari sebelumnya Rp 49,25 miliar pada tahun 2017 menjadi Rp 82,29 miliar pada tahun 2018.

Ridwan Goh menambahkan, untuk triwulan pertama tahun 2019, Perusahaan berhasil membukukan Pendapatan Usaha sebesar Rp 88,06 miliar meningkat sebesar 12,22 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

Dari segi laba bersih, perusahaan membukukan nilai sebesar Rp 23 miliar meningkat sebesar 26,48 persen dibandingkan dengan periode 31 Maret 2018 sebesar Rp 18,19 miliar. MARK optimis pada tahun ini akan dapat membukukan kinerja keuangan yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

“Untuk memulai, MARK akan terus mempenetrasi pasar baru dan mencari pelanggan baru, serta mempertahankan pelanggan lama. Saat ini, MARK sedang dalam proses pembangunan pabrik baru di Jalan Utama Desa Dalu XA, Kecamatan Tanjung Morawa, Deli Serdang,” jelasnya.

Terpisah, Kepala Perwakilan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Medan Muhammad Pintor Nasution mengatakan Mark menjual 20 persen sahamnya atau sekira Rp 40 miliar kepada masyarakat setelah perusahaan ini jadi emiten di BEI. Sebelum go public, perusahaan ini keempat terbesar di dunia, tapi setelah go public kini nomor satu terbesar di dunia.

     "Mark termasuk salah satu perusahaan emiten dari Sumut yang sahamnya banyak diminati investor. Dengan masuknya perusahaan ke bursa, membuat tingkat kepercayaan pelanggan di luar negeri semakin meningkat karena mereka yakin banyak yang mengawasi ada BEI, OJK maupun institusi lainnya," ucapnya.

    Mark sendiri go public, selain untuk dapatkan dana tambahan membangun pabrik, juga pelanggan dan mitra kerja di luar negeri yang mengharuskan perusahaan harus masuk bursa di negara mereka.*