JAKARTA - Meski kini tak ada nama Liliyana Natsir, sektor ganda campuran masih menjadi salah satu tumpuan Indonesia untuk meraih angka kemenangan di Piala Sudirman 2019. Kini sektor ganda campuran level elit diisi oleh pasangan Praveen Jordan-Melati Daeva Oktavianti, Hafiz Faizal-Gloria Emanuelle Widjaja dan Tontowi Ahmad-Winny Oktavina Kandow.

Ketiga ganda campuran tersebut diboyong ke Nanning, Tiongkok, untuk memperkuat tim Piala Sudirman 2019.

"Kalau Piala Sudirman tanpa cik Butet, bedanya sekarang kami jadi tumpuan. Kalau dulu kan ada cik Butet kemungkinan besar dapat poin, walaupun sekarang juga kemungkinan juga pasti ada, tapi sebelumnya lebih diunggulkan," kata Praveen.

Meskipun demikian, Praveen merasa tim Piala Sudirman kali ini lebih solid dari sebelumnya pada tahun 2017. Pada Piala Sudirman 2017, tim Indonesia terhenti di penyisihan grup setelah kalah secara agregat dari Denmark dan India.

"Memang lebih yakin kali ini karena yang sekarang lebih ready buat main, yang cedera sudah disembuhin, tinggal di-maintain, sudah siap main semua," kata Praveen.

"Kami baru latihan sebentar jelang Piala Sudirman, tapi masih ada berapa hari latihan sebelum berangkat. Kalau chemistry sama Mely (Melati), saya sudah mengerti dia sejak lama. Yang perlu dibenahi itu lebih dimatengin saja, dari cara main, kadang suka berubah," tuturnya.

Berdasarkan hasil undian Piala Sudirman 2019, Indonesia berada di grup B bersama Denmark dan Inggris. Praveen menuturkan keyakinannya jika tim Indonesia akan berhasil lolos ke perempat final.

"Kalau ketemu Inggris, terakhir kali ketemu sama (Chris) Adcock/(Gabrielle) Adcock, kami menang, tapi harus tetap waspada, kemenangan di pertemuan terakhir bisa menambah rasa percaya diri kami. Kalau pasangan Denmark kami belum pernah ketemu pasangan yang baru," ujar Praveen.

"Pokoknya menurut saya, selain yang pasangan rangking satu dan dua dunia, selebihnya kekuatannya merata," ungkap Praveen.

Ketika ditanya soal persaingan ganda campuran saat ini, pasangan rangking satu dan dua dunia asal Tiongkok, Zheng Siwei/Huang Yaqiong dan Wang Yilyu/Huang Dongping, disebutkan Praveen masih menjadi lawan yang tak mudah ditaklukkan.

"Siwei/Yaqiong itu unggul dari rasa percaya diri, mereka sudah pede sekali, jadi mau mukul seperti apapun mikirnya masuk. Kalau dilihat hasil, kami kalau ketemu Yilyu/Dongping, kami kalahnya pun membuat mereka capek juga. Ketemu Siwei/Yaqiong hampir menang di All England 2019. Lebih ke faktor pede, bukannya kita nggak pede ya, mereka lebih pede. Kalau goyang di tengah pertandingan sih enggak, malah mereka, karena mereka rangking satu, rangking dua, kami kan justru mau mengalahkan mereka," beber Praveen.

"Pertama, mereka pede. Kedua, mereka sudah solid sudah sama-sama ngerti. Pemain A mau mukul kemana, si B ke sini, polanya mereka juga sudah matang sekali," tambah Praveen.

Praveen berharap tim Indonesia dapat tampil maksimal dan kali ini bisa memboyong kembali Piala Sudirman yang sudah 30 tahun tak kembali ke Tanah Air.

"Kalau dilihat dari kualitas pemain, kali ini lebih di atas, kalau semua berjalan normal, pasti lolos ke perempat final. Harapan saya, Piala Sudirman bisa kembali ke Indonesia," pungkasnya. ***