JAKARTA - Prestasi Kontingen Indonesia yang sukses menembus lima besar Asian Games Jakarta-Palembang 2018 mengubah visi dan misi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Kini, Kemenpora tak lagi menjadikan ajang SEA Games sebagai target tetapi bidikan prestasi pada Asian Games dan Olimpic Games menjadi prioritas utama. 

"Ya, SEA Games Philipina 2019 bukan lagi target Kemenpora. Sebab, pada setiap pelaksanaan SEA Games lebih banyak mempertandingkan cabang olahraga yang menguntungkan tuan rumah. Makanya, kita bergeser dengan lebih memprioritaskan Olimpiade Tokyo 2020 dan Asian Games China 2022. Gengsi di kedua event itu jauh lebih tinggi dibandingkan SEA Games Philipina 2019," kata Pelaksana Harian (Plh) Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Chandra Bhakti yang dihubungi melalui telepon selular, Minggu, 5 Mei 2019.  

Meski tidak menjadikan target, kata Chandra Bhakti, Kemenpora tetap mendukung persiapan kontingen Indonesia yang akan bertarung pada pesta olahraga dua tahunan negara Asia Tenggara tersebut. Hanya saja, Kemenpora lebih ketat dalam menentukan atlet dan lebih memberikan kesempatan kepada atlet yunior utk ikut multievent asia tenggara tsb.

Hingga saat ini, kata Chandra, Kemenpora juga telah menerima usulan 35 cabang olahraga yang berkeinginan tampil pada SEA Games Philipina 2019 dari pihak KOI.   

"Yang pasti, Kemenpora hanya memberangkatkan atlet yang berpotensi meraih medali emas saja di SEA Games Philipina 2019. Keputusan ini diambil untuk menyesuaikan anggaran yang tersedia dan memenuhi target pada Asian Games China 2022 dan Olimpiade Tokyo 2020," tegasnya. 

Lantas bagaimana Kemenpora menentukan atlet yang berpeluang meraih emas pada SEA Games Philipina 2019? Chandra Bakti menjawab, pihaknya sudah menyiapkan Tim Evaluasi seperti yang dibentuk Komite Olimpiade Indonesia (KOI). 

"Tim Evaluasi Kemenpora dan KOI lah yang akan memverifikasi atlet yang diusulkan cabang olahraga. Hasil verifikasi berdasarkan prestasi atlet itulah yang menjadi acuan untuk pembentukan Kontingen Indonesia. Verifikasi ini juga melibatkan Kementerian Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) dan KONI Pusat yang masuk dalam Perpres Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON). Namun, kehadiran KONI Pusat hanya sebagai saran pertimbangan saja dan tidak menentukan mengingat multi event itu domainnya KOI," jelas Chandra. ***