JAKARTA - Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyinggung capres petahana Joko Widodo (Jokowi) yang membiarkan impor selama 4,5 tahun menjabat. Hal itu dia sampaikan dalam dalam Debat Kelima Pilpres di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019). Lantas, bagaimana arus impor Indonesia di bawah pemerintahan Jokowi?

Menurut data seperti dilansir detikFinance, pada 2015 Indonesia impor beras sebanyak 861.601 ton. Lalu di 2016 Indonesia tercatat impor beras meningkat sebanyak 1.283.178 ton.

Di 2017 total impor beras turun menjadi 305,27 ribu ton. Namun Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pemerintah Indonesia telah melakukan impor beras sebanyak 2,25 juta ton dengan nilai US$ 1,03 miliar disepanjang tahun 2018.

Masih berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) impor jagung sepanjang tahun 2018 mencapai 737,22 ribu ton dengan nilai US$ 150,54 juta.

Sementara, Kementerian Perdagangan (Kemendag) tercatat telah menerbitkan surat persetujuan impor (PI) jagung 100.000 ton. Impor jagung ini merupakan rekomendasi dari Kementerian Pertanian yang diputuskan dalam rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Perekonomian, 2 November 2018 silam.

Bila dilihat dari nilai impornya, berdasarkan data BPS dari 2014 hingga 2018 adalah, impor 2014 mencapai US$ 178,18 miliar Nilai impor terdiri dari impor migas US$ 43,46 miliar dan nonmigas US$ 134,72 miliar. Impor 2015 mencapai US$ 142,74 miliar Impor terdiri dari impor migas US$ 24,61 miliar dan nonmigas US$ 118,13 miliar.

Impor 2016 mencapai US$ 135,65 miliar. Impor terdiri dari impor migas US$ 18,72 miliar dan nonmigas US$ 116,93 miliar. Impor 2017 mencapai US$ 156,893 miliar. Terakhir impor 2018 mencapai US$ 188,63 miliar.***