JAKARTA - Cawapres Sandiaga Uno dinilai menjadi bintang di sesi terakhir debat kelima Pilpres 2019. Sandi dinilai menggunakan pendekatan marketing yang bagus dengan 13 kali bicara 'tusuk Prabowo-Sandi'. "Sesi terakhir Sandi bagus, Sandi bagus, Sandi menggunakan pendekatan marketing dengan berbicara ke semua segmen, menggunakan bahasa yang berulang. Buat saya, itu emotional appeal, itu strategi marketing, walau ditutup Prabowo dengan tidak cukup baik," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya, Sabtu (13/4/2019).

"Kalau dari debat tadi, sesi terakhir, Sandi yang jadi bintang," sambungnya.

Dia menilai Prabowo-Sandiaga memang menggunakan narasi yang disebutnya tak berkembang sejak debat pertama. Namun, pendekatan itu dinilai berupaya membangun daya tarik emosional bagi masyarakat yang merasa ada keberpihakan.

"Suka atau tidak, Prabowo-Sandi dengan berbagai macam narasi yang tidak berkembang, menurut saya, tetap berhasil membangun emotional appeal, seakan-akan, terlepas fakta atau tidak mereka menunjukkan narasi yang sama yang diulang-ulang mengenai negara yang belum berpihak pada pihak tertentu, terlepas benar atau tidak data yang digunakan itu kena ke emosi beberapa segmen masyarakat," jelasnya.

Yunarto menganggap Prabowo secara intelektual terlihat menggunakan gaya populis yang tak kuat data. Sementara itu, Sandiaga menunjukkan gaya simplifikasi dalam berbagai permasalahan.

"Menurut saya memang secara intelektual menurut saya terlihat sekali gaya populis Prabowo yang tidak kuat data, gaya simplifikasi seorang Sandi, tapi kalau dilihat dari debat 1 sampai 5 ditambah penutup yang ditunjukkan Sandi, menurut saya memang sepertinya ini disengaja, ya," jelasnya.***