ASAHAN-RPAI (Relawan Patwal Ambulance Indonesia) kini sudah ada di Kota Kisaran dan sangat membantu maeyarakat dalam pengawalan ambulance.

RPAI Kabupaten Asahan yang beranggotakan 8 orang ini kini menjadi perbincangan masyarakat di Kota Kisaran karena kegiatan sehari-hari nya sangat membantu masyarakat yang sedang kritis dan butuh pengobatan cepat.

Pantauan gosumut, RPAI yang sudah berdiri 1 tahun di Asahan itu mengawal ambulance baik pengantar pasien yang akan dibawa ke rumah sakit maupun pasien meninggal dunia yang akan diantar ke rumah duka.

Salah satu anggota RPAI Asahan M. Risky saat ditemui gosumut, Kamis (11/4/2019) mengatakan bahwa mereka melakukan pengawalan terhadap Ambulance karena sadar akan sikap kemanusiaan dan sosial antar sesama.

"Kami lakukan ini karena sikap kemanusiaan dan sosial antar sesama. Kami selalu menganggap pasien itu adalah keluarga kami sendiri," katanya.

Para pemuda yang masih berusia sekitar 17 tahun itu menjelaskan bahwa mereka bukan hanya melakukan pengawalan terhadap ambilance saja, melainka damkar juga apabila disaat terjadi kebaran dan kejadian lainnya.

"Kami sudah ada kesepakatan dengan pihak damkar untuk bisa membantu mengawal mereka hingga sampai tempat kejadian," ungkap Risky.

Pemuda yang berstatus pelajar itu pun menjelaskan bahwa pihaknya sama sekali tidak memungut biaya dari pasien maupun driver ambulance, karena mereka berniat membantu tanpa pamri.

"Kami tidak akan menerima uang dari para pasien bang, dari driver ambulance juga kami tidak mau menerima, kami mengharamkan apabila kami menerima uang dari pasien," ujarnya.

"Biaya operasional kami sehari-hari seperti BBM dan lain-lain itu kami dapatkan dari penyisihan uang saku sekolah yang tidak kami gunakan untuk jajan, kami lebih baik bawa bekal dari rumah dan uang saku nya kami gunakan untuk keperluan operasional kami ini," jelas Risky.

Risky dan temannya mengaku bahwa banyak cobaan selama mereka menjalani kegiatan mulia itu, terutama cemohan dan hinaan dari teman-teman mereka, ejekan bahkan sampai dikatain yang tidak pantas diucapkan.

"Berbagai cobaan yang kami hadapi bang, sering dihina, diejek, dibilang bodoh, bahkan dikatain yang tak bagus untuk diucapkan dari teman yang lain juga sudah pernah," terangnya.

"Dari beberapa ejekan itu malah kami jadikan motivasi untuk lebih semangat lagi, dan berniat menunjukan bahwa pemuda itu harus memiliki jiwa ksatria," ujarnya.

Risky dan teman-temanya juga mengaku bahwa sebelumnya mereka sempat jadi anak bandal, suka touring yang tidak jelas dan suka meresahkan masyarakat.

"Jujur kami dulu adalah anak bandal bang, kami anak beckers yang suka touring dan ugal-ugalan yang bisa menimbulkan keresahan masyarakat. Akan tetapi kami bersyukur bisa berubah dan kami juga akan lebih bersyukur apabila kami bisa lebih bermanfaat untuk kepentingan orang banyak," tuturnya.

Ditempat lain, salah satu masyarakat bernama Sukimin mengatakan bahwa ia sangat mendukung terhadap apa yang dilakukan oleh para pemuda bersikap kemanusian itu.

"Aku pribadi sangat mendukung dengan adanya kegiatan itu, karena kegiatan mereka sayang positif dan baik serta membantu kelancaran orang yang membutuhkan pertolongan," kata Sukimin.

Di tempat lain lagi Kasatlantas Polres Asahan AKP Rusbenny, SH melalui seberang seluler saat dipintai tanggapan mengakui belum tahu adanya relawan itu.

"Wah, saya belum tau adanya relawan itu, tetapi pasti akan saya chek, karena ini ada hubungannya dengan lalu lintas. Untuk tindakan kami pasti ada. Mungki berupa binaan. Tetapi legalitas relawan itu pun harus jelas," tuturnya.*