JAKARTA - Koordinator Presidium Majelis Nasional Forhati, Hanifa Husein, meminta masyarakat khususnya emak-emak untuk lebih jeli dan teliti terhadap berita maupun informasi yang diterimanya. Menurut Hanifah, upaya keteletian dengan membiasakan diri kroscek serta tabayun terhadap segala informasi, agar terhindar dari hoax.

Hal ini diungkapkan Hanifa Husein saat menjadi Narasumber dalam Seminar Forhati dengan tema "Emak dan Milenial Solid, Sadar Olah Literasi Digital" di Media Center FORHATI, Jumat (29/3/2019) lalu.

"Pertama, perempuan muslimah harus cerdas dan smart menggunakan media dalam menerima informasi dengan melakukan fact checker, sehingga tidak ikut menyebar hoax," ujarnya.

FORHATI dan perempuan mahasiswi serta perempuan-perempuan yang tergabung dalam organisasi wanita islam kata dia, menjadi pelopor untuk tidak menjadi penyebar hoax.

Sebagai wadah berhimpun para Alumni HMI-WATI, Forhati juga komitmen melanjutkan tradisi akademisnya dengan melakukan seminar dan kajian tentang Fact Checker bagi perempuan SOLID (Sadar Olah Literasi Digital).

"Literasi dalam membaca, menulis, dan diskusi seharusnya menjadi tradisi intelektual Insan Cita HMI. Perkembangan teknologi informasi yang menggerakkan industri digital, mempengaruhi perilaku masyarakat Indonesia, terutama berkaitan dengan perilaku politik menjelang pemilihan presiden seperti saat ini," tandasnya.

Oleh karena itu kata Hanifah, FORHATI menganggap penting menggelar seminar sadar olah literasi digital tersebut, sehingga Alumni HMI Wati, Mahasiswi-mahasiswi Islam, dan Organisasi-Organisasi Perempuan Islam lainnya tidak merupakan bagian dari kalangan yang sering menyebar hoax.

Karena kata dia, berdasarkan data dari MAFINDO menunjukkan, ibu-ibu ternyata merupakan penyebar hoax utama, inidikasinya, karena mereka malas melakukan cross check, atau tabayyun ( melakukan verifikasi dan konfirmasi informasi).

Pada kesempatan itu, Muhammad Khairi Haesy yang bertindak sebagai pembicara dari MAFINDO memberikan tips cerdas perempuan untuk bertindak sebagai Fact Checker ketika menerima berita di media sosial, seperti facebook, tweeter, dan media social lainnya yaitu:

1.Sabar

2.Kritis (Menganalisis informasi secara rasional dan mencari faktanya).

3.Pemilik android bisa menggunakan playstore untuk mengecek ke beberapa lembaga yang bertindak sebagai Fact Checker.

Sementara itu, Herlando Marodona yang mewakili Kementerian Kominfo menyampaikan, pemerintah mendukung dan sangat mendukung anggota masyarakat yang berinisiatif menjadi pengguna media yang cerdas, sehingga tidak mudah menyebar hoax dan menjadi penyebab timbulnya perpecahan dan rasa ketidak nyamanan.

"Insya Allah 17 April berlalu, informasi-informasi lain juga akan hadir seperti biasa baik di bidang ekonomi, bisnis maupun bidang-bidang lainnya," pungkasnya.***