JAKARTA - Diskusi dua arah menjadi ciri khas Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid. Hal ini juga yang ia lakukan saat menyampaikan sosialisasi empat Pilar MPR.

Demikian pula saat politisi kelahiran Prambanan Jawa Tengah itu memberikan materi sosialisasi Empat Pilar kerjasama MPR dengan Yayasan Berkah Mulia Indonesia di Aula Masjid Al Falah, jalan Mampang Prapatan I RT 05/06, Mampang Jakarta Selatan Senin (25/3), malam.

Pada kesempatan itu, Hidayat menanyakan peran ulama dalam menyelamatkan Pancasila dan NKRI. Berkali-kali para peserta mencoba menjawab tanya tersebut, tapi hingga peserta kelima tidak ada satupun yang bisa menjawab dengan sempurna, sampai akhirnya, Hidayat pun menjawab sendiri pertanyaan yang diajukannya.

Dihadapan Masyarakat Mampang dan sekitarnya, Hidayat antara lain mengatakan, dalam sejarahnya bangsa Indonesia sudah dua kali memproklamirkan kemerdekaan nya. Masing 17 Agustus 1945 dan 17 Agustus 1950.

Pada 1945, Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dari penjajahan Belanda. Sedangkan pada 1950, proklamasi bangsa Indonesia, itu menandai kembalinya bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Karena sebelumnya, NKRI yang dihasilkan oleh proklamasi 17 Agustus 1945 sudah berubah menjadi Republik Indonesia Serikat.

"Ini adalah momentum yang tidak bisa dilupakan begitu saja olah bangsa Indonesia khususnya umat Islam. Karena kembalinya NKRI waktu itu menandai runtuhnya RIS. Kembalinya NKRI, itu diprakarsai oleh Moh. Natsir Ketua Fraksi Parta Masyumi," kata Hidayat.

Selain Natsir, kata Hidayat masih banyak perjuangan ulama yang dilakukan ulama untuk bangsa dan negara Indonesia. Seperti Resolusi Jihad yang dikumandangkan KH. Hasyim Asy'ari, serta H. Mutahar pencipta lagu 17 Agustus dan Syukur.

"Saat ini kita punya tanggungjawab meneruskan perjuangan para ulama. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah, ikut serta dalam pemilu, karena melalui pemilu kita dapat menentukan pemimpin kita dan juga masa depan bangsa," kata Hidayat menambahkan.

Karena itu Hidayat mendorong masyarakat untuk memanfaatkan pemilu dengan sebaik-baiknya. Jangan golput, dan pilihlah calon-calon terbaik, yang dikenali kualitasnya.***