JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyarankan petani sawit menjajal menanam durian di kebunnya. Hal ini sebagai solusi atas rendahnya harga sawit yang "terikat" dengan harga pasar dunia.

Jokowi juga memandang konversi kebun sawit menjadi tanaman hortikultura bisa menjadi pilihan bagi petani yang memiliki kebun sawit dengan usia 20-30 tahun.

Peremajaan kebun sawit memang menjadi salah satu tantangan petani sawit saat ini karena angka produksi yang tak sebanding dengan harga jualnya.

"Lahan-lahan yang besar, ada ditanam durian. Itu yang namanya Tiongkok, minta durian dari Malaysia itu kurang-kurang. Durian juga bagus kita. Kita mau durian kuning, ada; durian item, ada; durian merah, ada; tapi tidak dikelola dengan manajemen yang bagus," katanya saat menerima Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di Istana Negara, Selasa (19/3).

Selain melakukan konversi, Jokowi juga meminta pemilik perkebunan sawit untuk mulai merancang pengembangan di sisi hilir. Artinya, pengusaha sawit harus pintar-pintar mencari jalur agar produknya bisa diolah menjadi produk setengah jadi atau produk jadi. Untuk CPO, misalnya, industri kosmetik merupakan peluang emas bagi minyak sawit mentah untuk diolah.

Penjelasan Jokowi soal konversi sawit dan hilirisasi sawit bukan tanpa alasan. Selain karena harga sawit yang belum sepenuhnya pulih, angka produksi sawit saat ini juga cukup tinggi, yakni 46 juta ton dari 14 juta batang pohon yang ditanam. Produksi sebesar itu, ujar Jokowi, mudah terguncang saat harga dunia anjlok seperti yang terjadi beberapa tahun belakangan.

"Eropa ada masalah, langsung harga juga turun karena suplainya banyak banget. Apakah enggak ada komoditas lain yang miliki pasaran lebih baik. Kalau sawit, maaf, ya, sudah gede banget," katanya.***