ASAHAN-Tim labfor Polda Sumatera Utara melakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) dimana tempat kematian atau terbakarnya 2 bocah kakak beradik didalam mobil rongsokan yang sudah tak terpakai lagi, Rabu (20/3/2019).

Dari hasil olah TKP, Kasat Reskrim Polres Asahan AKP Ricky Pripurna Atmaja menyatakan bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasaan atas kematian kakak-adik dalam sebuah mobil di Dusun VII Desa Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan dihari selasa (19/3/2019) lalu.

AKP Ricky menjelaskan bahwa dari hasil autopsi, keduanya tewas akibat mengalami luka bakar cukup serius pada bagian tubuh, serta terhirup karbondioksida dari benda-benda yang terbakar dalam mobil.

“Dari hasil autopsi, tidak-tidak ada tanda kekerasan pada kedua korban, keduanya meninggal diduga karena mengalami luka bakar yang cukup serius pada bagian tubuh serta menghirup karbondoksida dari benda yang terbakar,” unkap Kasat Reskrim di TKP saat melakukan olah TKP bersama Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri Cabang Medan.

Adapun kedua korban tewas tersebut, yaitu, Meila paramita (2) dan Dwi isaputri (5). Keduanya merupakan putri dari pasangan suami istri Suwarno dan Dewi Sartika Situmorang. Keduanya tewas dalam mobil, Selasa (19/3).

Disamping itu, ungkap AKP Ricky, dapat disimpulkan, bahwa penyebab kebakaran pada mobil berasal dari korek api yang ditemukan di dalam mobil usai kejadian.

Dari fakta-fakta yang ada, kebakaran yang paling parah terjadi di bagian depan kanan mobil. Kemudian jok mobil, dan bagian mobil lainnya.

“Jadi bukan karena korsleting listrik. Kemudian juga tidak ditemukan tumpahan bahan bakar,” jelas Kasat.

AKP Ricky juga menambahkan bahwa mobil tersebut adalah mobil produksi tahun 80-an yang sudah tidak dipakai lagi oleh pemiliknya.

Ditempat yang sama Dewi Sartika Situmorang ibu korban saat dipintai keterangan oleh pihak kepolisian menceritakan pada saat kejadian bahwa ia sempat terkejut ketika warga berteriak tolong.

"Saya sempat terkejut pak saat terdengar teriakan tolong, saya langsung lari untuk melihat, saya lihat mobilnya terbakar dan saya langsung lari ambil air dan saya siramkan ke api," jelasnya.

"Sesudah apinya mati, ada salahsatu warga yang bilang gini, "anak siapa itu mati?" aku pun langsung lari ngejar pak, karena penasaran juga dengan itu. Begitu saya lihat langsung saya angkat anak saya yang kecil sambil meminta tolong, "tolong-tolong siram kan dulu" karena panas kali badanya tapi tak ada yang nyiram, terus terakhir ada juga yang nyiram. Begitu badanya sudah dingin langsung saya kasihkan sama opungnya, terus saya angkat anak saya yang satu lagi," jelas Dewi terisak meneterskan air mata sambil menunjukkan kalau tangannya juga luka terkena panasnya kepala anaknya.*