JAKARTA - Pengamat Politik Hendri Satrio menilai penurunan elektabilitas pasangan capres dan cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-Maruf Amin dalam survei Litbang Kompas karena masyarakat mulai tidak nyaman dengan pemerintahan Jokowi selama ini. "Masyarakat nyaman tidak dengan pemerintahan Jokowi saat ini. Jadi bukan cuma puas dengan kinerja tapi nyaman atau tidak," ujar Hendri, Rabu (20/3).

Ia menjelaskan, dua permasalahan yang paling tinggi soal ekonomi dan hukum menjadi tantangan yang paling signifikan bagi Jokowi. Meski tidak dapat dipungkiri Jokowi menjalankan program pembangunan infrastruktur yang bagus tetap saja intinya fokus masyarakat adalah lapangan pekerjaan dan harga bahan pokok.

"Jadi memang pertanyaan besarnya, masyarakat nyaman tidak dengan Jokowi, bila tidak nyaman maka elektabilitas akan turun terus, apapun program yang digelontorkan oleh Jokowi," katanya.

Selain itu, tambah Hendri, makin banyaknya masyarakat yang tidak ragu menunjukan dukungannya kepada Prabowo-Sandi disinyalir juga menjadi alasan elektabilitas Jokowi menurun.

"Yang terakhir adalah case Erwin Aksa, itu casenya public figure. Mungkin case yang bukan public figure lebih banyak lagi. Ketika semakin banyak orang yang tidak ragu dan percaya Prabowo pemimpin yang baik, maka elektabilitas Prabowo semakin tinggi dan Jokowi pasti tergerus," jelasnya.

Saat ditanya soal kasus yang menyangkut Politikus PPP Romahurmuziy, Hendri menilai kasus tersebut juga berpengaruh menurunkan elektabilitas Jokowi meski di survei Litbang Kompas, data diolah sebelum kasus Romi mencuat.

"Kalau ditambah kasus Romi bisa lebih berdampak penurunan elektabilitasnya," imbuhnya.***