MEDAN - Kejuaraan Bulutangkis kelompok umur (KU) bertaraf internasional Daihatsu Astec Open (DAO) 2019 Medan di GOR PBSI Sumut, Jalan William Iskandar, Medan resmi berakhir Sabtu (16/3). Even yang digelar selama lima hari sejak Selasa (12/3) kemarin dengan menghelat empat kategori KU yakni Usia Dini (U11), Anak-anak (U13), Pemula (U15) dan Remaja (U17) ini berjalan sukses dan lancar.

“Alhamdulillah penyelenggaraan even ini berjalan sukses dan lancar, walaupun ada beberapa kendala terutama pada gangguan listrik. Namun itu tidak jadi penghalang dan terbukti even berjalan sukses dari awal hingga akhir,” kata Ketum Pengprov PBSI Sumut, Suripno Ngadimin melalui Sekum Edi Ruspandi. Turut didampingi Ketua Panpel lokal DAO 2019 Medan Kusprianto, Edi menjelaskan bahwa meski pebulutangkis-pebulutangkis Sumut belum bisa naik di podium pada kategori internasional (U13, U15 dan U17), namun masih mencuri podium di kategori nasional (U11).

“Ya kita patut bersyukur Alhamdulillah atlet-atlet asal Sumut dikategori Usia Dini (U11) putra-putri bisa meraih juara tiga. Artinya dengan adanya even ini para pelatih bisa melakukan evaluasi yang lebih lagi karena mereka bisa mengukur sejauh mana kemampuan atlet kita dibandingkan dengan atlet-atlet yang berlatih di klub-klub besar di Jawa,” ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Edi, pihaknya meminta semua elemen dan unsur yang terlibat di bulutangkis Sumut untuk sama-sama berjalan beriiringan untuk memajukan prestasi bulutangkis Sumut lagi. Sebab 10 tahun lalu di kategori Pemula (U15), pebulutangkis Sumut masih bisa bersaing dengan atlet-atlet Jawa.

“Namun dalam even ini kenyataannya kita hanya mampu bersaing di kategori Usia Dini (U11). Artinya kita sudah tertinggal terlalu jauh. Makanya kita harus bersama-sama, pelatih harus improve, pengurus harus improve, atlet-atlet juga harus improve dan semua harus improve. Kalau enggak kita akan ketinggalan terus seperti ini,” harapnya.

Edi menambahkan, dengan suksesnya DAO 2019 Medan bisa menjadi pemacu lahirnya even-evan lainnya di Sumut, yang tak lain harapannya agar pebulutangkis-pebulutangkis muda Sumut bisa memiliki jam terbang yang lebih banyak berlaga di sebuah kompetisi.

“Mudah-mudahan dengan suksesnya even ini PP PBSI memberikan lagi kepercayaan kepada kita sebagai tuan rumah. Yang jelas sasarannya adalah seperti Sirnas (Sirkuit Nasional). Yang mana Sirnas itu mempertandingkan kelompok umur remaja (U17) ke atas hingga kategori Taruna dan Dewasa. Dan jika kita dapat (tuan rumah) Sirnas, ya semoga ke depan kita pun bisa dipercaya untuk menyelenggarakan turnamen-turnamen yang sifatnya setingkat International Challenge,” terang Edi.

Lebih lanjut Edi menambahkan, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan stakeholder sehingga even ini bisa berjalan sukses dan lancar. “Pada kesempatan ini kami PBSI Sumut mengucapkan terima kasih banyak terutama kepada seluruh orang tua atlet, atlet-atletnya sendiri, komunitas dan masyarakat pecinta bulutangkis di Sumut yang sudah memberikan support serta KONI dan Dispora Sumut yang juga turut memberi dukungan. Semoga ke depan kita akan lebih baik,” pungkasnya.

Sementara Ketum KONI Sumut John Ismadi Lubis yang turut hadir di upacara pengalungan medali, cukup memaklumi di kategori internasional DAO 2019 Medan ini pebulutangkis Sumut belum bisa berbicara banyak. Namun ia berharap besar khususnya di kelompok Remaja (U17) pebulutangkis Sumut bisa lebih banyak mengikuti kompetisi tak lain demi menuju PON 2024 di mana di cabang bulutangkis Sumut menjadi tuan rumah.

“Kita harapkan walaupun tidak berhasil ditingkat remaja, ini sebagai persiapan kita menuju PON 2024. Karena cabang bulutangkis ini atletnya dibatasi usia 23 tahun. Maka yang 17 tahun saat ini lima tahun ke depan sudah pas bagi mereka dipersiapkan untuk PON 2024,” harapnya.

Lebih lanjut ia yakin kepengurusan baru Pengprov PBSI Sumut memiliki semangat untuk maju dan bangkit demi mengapai cita-cita bisa meraih medali di cabang bulutangkis pada PON 2024. “Maka dari itu kita harapkan kepengurusan yang baru ini dpat kompak dan selalu berkoordinasi dengan pengurus kabupaten/kota. Binalah atlet melalui kompetisi yang berjenjang mulai dari tingkat klub, kabupaten/kota, provinsi hingga mengikuti kejuaraan bersifat nasional. Dan saya yakin mereka (Pengprov PBSI Sumut) mampu,” pesannya.

Hal senada juga disampaikan Kadispora Sumut Baharuddin Siagian melalui Kabid Peningkatan Prestasi Dispora Sumut, Joshua Sinurat. Meski belum meraih banyak prestasi, ia yakin pebulutangkis-pebulutangkis Sumut yang berlaga di even ini sebagai cikal bakal kontingen Sumut di PON 2024.

“Yang pertama Pengprov PBSI Sumut harus solid agar mereka dapat melakukan pembinaan-pembinaan atlet di tingkat kabupaten/kota, mengingat di Sumut banyak atlet-atlet yang berpotensi untuk dilakukan pembinaan dengan baik. Maka kita harapkan pengurus yang baru ini dapat menjalankan program sesuai dengan program yang akan mereka lakukan ke depan,” tutupnya.

Dalam even ini, para pebulutangkis tanah air masih mendominasi torehan medali emas. Namun dua emas berhasil direbut pebulutangkis Thailand yakni di nomor ganda putri U15 dan nomor tunggal putri U17.