JAKARTA - Seorang WNI yang menjadi korban penembakan di Selandia Baru, yang bernama Muhammad Abdul Hamid dipastikan meninggal.

Menurut rilis Kementerian Luar Negeri RI, kabar duka Muhammad Abdul Hamid alias Lilik Abdul Hamid disampaikan pengurus Masjid Al Noor di Christchurch pada Sore waktu setempat.

Menlu RI Retno Marsudi langsung menghubungi Nina, istri almarhum, setelah mendapat kabar. "Menlu Retno menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam Pemerintah Indonesia atas meninggalnya almarhum," tulis rilis Kemenlu RI.

Menlu Retno juga menyampaikan bahwa pemerintah melalui Duta Besar RI, akan memberikan pendampingan dan bantuan yang diperlukan. Sejauh ini terdapat sekitar 7 WNI yang berada di kedua masjid saat peristiwa. 4 orang WNI dinyatakan selamat, 2 orang luka dan masih dalam perawatan sementara satu WNI meninggal.

Sebelumnya KBRI Welliongton Selandia Baru menyangkal pesan berantai WhatsApp yang menyebut WNI bernama Zulfirmansyah, korban WNI lain dari penembakan di Christchurch telah meninggal.

Zulfirmansyah bersama anak laki-lakinya menjadi korban penembakan massal di masjid Lindwood, Christchurch saat salat Jumat, 15 Maret 2019.

Informasi dari juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir kemarin mengatakan, Zulfirmansyah dirawat di ICU dan anaknya dirawat di ruang perawatan biasa di rumah sakit Christchurch Public Hospital.

Teroris yang menembaki dua masjid di Christchurch, masjid Al Noor dan Linwood bernama Brenton Tarrant, pria asal Australia, berusia 28 tahun dan telah disidang di Penadilan Distrik Christchurch.

Tarrant mengunggah manifestonya di media sosial yang menunjukkan kebenciannya pada imigran. Diduga pernyataaan itu menjadi motif pria ini melakukan penembakan di Christchurch di Selandia Baru.

Sebanyak 49 orang tewas dan puluhan orang terluka, termasuk 2 WNI yang sedang dirawat di rumah sakit di Christchurch. Para WNI dan warga negara lain yang menjadi korban penembakan di Selandia Baru sedang bersiap salat Jumat di dua masjid di kota Christchurch.***