SERGAI- Sungai-sungai kini terlihat begitu luar biasa sampah yang melintasinya. Banyak Ibu rumah tangga yang mencuci di bantaran sungai, memanfaatkan sungai untuk kebutuhan keluarga, namun dengan semakin banyaknya sampah membuat para kaum ibu terganggu dalam pemanfaatannya.

Hal ini disampaikan Bupati Sergai, Ir.H. Soekirman dalam paparan yang juga selaku narasumber dalam acara pra Kongres Sungai ke 4 tahun 2019 bertempat di aula Sultan Serdang Kompleks Kantor Bupati Serdang Bedagai di Sei Rampah, Kamis(14/3/2019).

Soekirman menceritakan, pada tahun 70 an terdapat sekitar 23 jenis ikan yang mendiami perairan Sergai, namun pada tahun 2006, ikan- ikan tersebut mulai punah dan kini tinggal 7 jenis ikan saja. "Itu pun ada satu ikan yang kami belum tau apa guna dan manfaatnya serta nilai ekonominya, kami di Sergai menyebutnya dengan nama Ikan sapu sapu," ungkap Bupati.

Mengingat dahulu, lanjut Soekirman. Di sungai Rampah banyak sekali orang yang memancing dan mencari udang di sepanjang sungai mulai dari masyarakat sekitar hingga masyarakat di luar Tanah Bertuah ini. Saat itu para pencari ikan dan pemancing sangat jarang sekali dijumpai di sekitaran sungai rampah.

"Jika kita merestorasi sungai-sungai yang mulai sakit tersebut, bukan tidak mungkin akan banyak makhluk hidup yang akan kembali mendiami sungai sehingga meningkatkan ekosistem alam yang bermanfaat bagi keberlangsungan hidup manusia di massa yang akan datang," ujarnya.

Ia menambahkan, bahwa pemerintah memiliki rencana akan menjadikan Sungai Rampah menjadi Objek Wisata sungai yang menyajikan beragam jenis transportasi air, wahana permainan air serta beragam jenis makanan yang dapat dinikmati setiap pengunjung.

"Saya mengingatkan kepada para Guru untuk lebih meningkatkan pengajaran kepada siswa-siswi betapa pentingnya Hidrologi. Manusia tak akan bisa bertahan hidup tanpa adanya air. Namun dengan beragamnya masalah sungai saat ini, kami juga memiliki Wisata Sungai Bah Bolon, yang menawarkan objek wisata Arung Jeram, pengunjungnya pun berasal dari dalam dan luar daerah, namun kini banyak orang yang tidak bertanggung jawab melakukan penambangan di Sungai tersebut,"sebutnya.

"Jadi, jika kita mau bekerjasama dalam menanggulangi sungai yang telah sakit, itu belum terlambat, walau kita menduduki tempat kedua setelah Cina dalam hal sampah plastik, kita harus tetap optimis pasti akan berhasil", kata Bupati.

Selain itu, Bupati Soekirman juga berpesan, Jangan jadikan sungai sebagai latar belakang rumah, namun jadikan sungai sebagai latar depan rumah, agar pencemaran sungai dapat terhindari.

Di akhir acara Bupati Sergai Ir H Soekirman bersama peserta menandatangani Komitmen bersama Pra Kongres Sungai Indonesia, Kabupaten Serdang Bedagai dengan tema pengelolaan Sungai Kabupaten Serdang Bedagai dalam rangka mewujudkan sungai sebagai pusat peradaban bagi peningkatan kualitas hidup manusia.

Dalam kegiatan tersebut turut hadir, Sekertaris Jendral Kongres Sungai Indonesia Ir Agus Gunawan Wibisono, Guru Besar dan anggota Senat Akademik USU bidang Keahlian Ilmu Tanah dan Pengelolaan DAS Prof. Dr. Abdul Rauf, mewakili BWS Perwakilan Sumut, Penulis Yudistira AN Massardi, para Asiaten, Staf Ahli Bupati serta Kepala OPD Sergai, BITRA Indonesia, Perhiptani, kelompok Rampah Bersatu, para Organisasi pecinta sungai dan Pelajar.*