SERGAI-Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Provinsi Sumatera Utara akhirnya angkat bicara soal mirisnya pasangan suami isteri (Pasutri), warga Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) mengangkut jenazah anaknya yang berusia 4 hari dengan menggunakan sepeda motor tanpa adanya penawaran kendaraan mobil jenazah ambulance oleh pihak RSU Melati Perbaungan menuju rumah duka.

Pasutri itu diketahui, Suheri (30) dan Suarni (24) keduanya warga di Dusun VII, Desa Bogak Besar, Kecamatan Teluk Mengkudu, Sergai mengalami duka yang mendalam tepatnya Senin (11/3/2019) sekitar pukul 4.00 WIB, anak ketiganya itu menghembuskan nafas terakhir saat diruang Inkubator di RSU Melati Perbaungan.

Menanggapi hal ini, Sekretaris PERSI Sumut, dr. Saiful Munawar Sitompul kepada wartawan, Selasa (12/3) sekitar pukul 14:00 WIB menyampaikan bahwa dirinya meminta pihak keluarga duka tersebut agar melayangkan surat pengaduan ke Badan Pengawasan Rumah Sakit (BPRS) Sumatera Utara dan akan ditindaklanjuti nantinya oleh pihak PERSI.

"Kalau sudah ada surat tersebut nantinya, kita akan turun langsung melakukan pengecekan terhadap pihak RSU Melati Perbaungan, Kabupaten Sergai,"tegasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Seheri kepada wartawan mengatakan kalau hal tersebut terpaksa dilakukan karena tidak ada penawaran oleh pihak rumah sakit tersebut tentang mobil ambulance yang biasa digunakan membawa mayat putrinya yang masih empat hari itu.

Menurutnya, awalnya pada Jumat (8/3/201) dirinya merasa bahagia karena melihat istrinya dalam keadaan selamat dan sehat dalam operasi persalinan dengan melahirkan bayi sejenis kelamin perempuan di RSU Melati Perbaungan.

"Setelah berjalan usia 4 hari, tepatnya hari Senin (11/3/2019) sekitar pukul 4.30 WIB dini hari, anak kami menghembuskan nafas terkahir saat diruang inkubator," ucap Suheri kepada wartawan.

Ia menceritakan, awalnya ia meminta kepada pihak rumah sakit tersebut agar jenazah anaknya dibawah pulang pada pagi hari, namun salah satu pihak rumah sakit menyarankan agar jenazah segerakan dibawa pulang sebelum pagi hari.

"Saya minta jenazah anak kami agar jenazahnya di bawah pulang pada pagi hari karena mengingat masih pagi. Namun pihak perawat RSU Melati Perbaungan menyarankan agar secepatnya dibawah jenazah sebelum pagi.Kemudian, saya menghubungi pihak keluarga dikampung untuk mencari kendaraan seperti roda empat sejenis mobil. Namun sekitar pukul 5.30 WIB saya mendapatkan kabar bahwa kendaraannya tidak ada, melihat situasi peryataan pihak rumah sakit tersebut yang menyatakan jenazahnya agar segera dibawa pulang sebelum pagi hari, saya langsung bawa pulang dengan membonceng di sepeda motor, "ungkap Suheri menirukan kata salah satu perawat tersebut.

"Akhirnya Saya dan pihak keluarga terpaksa menjemput jenazah anak kami menggunakan sepeda motor milik salah satu warga," tambah Suheri dengan nada sedih.

Hal ini juga dibenarkan Aidil (50) salah satu warga Desa Bogak Besar di lokasi tajiah. Ia mengatakan dirinya sangat menyayangkan sikap pihak RSU Melati Perbaungan tidak ada melakukan penawaran untuk pengangkutan jenazah dengan menggunakan mobil ambulance milik pihak rumah sakit.

"Saya sendiri yang langsung bersama warga dengan menggunakan 2 unit sepeda motor untuk melakukan penjemputan jenazah bayi yang baru usia 4 hari ke RSU Melati Perbaungan sekitar pukul 6:00 WIB," ucap Aidil.*