MEDAN - Guna memperlancar proses tahapan implementasi program finger print, BPJS Kesehatan Cabang Medan mengadakan Sosialisasi bertempat di aula lantai 3 Kantor BPJS Kesehatan Cabang Medan, Rabu (27/2/2019) yang dihadiri oleh seluruh staf IT rumah sakit yang bekerjasama di wilayah kerja Medan, Binjai dan Langkat. Penggunaan finger print sebenarnya sudah berjalan sejak pertengahan Tahun 2016, namun implementasi di lapangan dirasa masih belum maksimal.

“Finger print ini sebenarnya terobosan kita di Tahun 2016 untuk meningkatkan kemudahan dan kecepatan Peserta Program JKN-KIS dalam memperoleh pelayanan di fasilitas kesehatan khususnya di rumah sakit,” ujar Alhdia Husain Pratama, Staf IT Helpdesk BPJS Kesehatan Cabang Medan.

Kemudahan dalam pengunaan finger print ini tentunya akan memangkas waktu verifikasi berkas peserta, jadi tanpa harus mengecek dokumen-dokumen pendukung, cukup dengan sidik jari peserta sudah dapat memvalidasi kepesertaannya.

Ditambahkan Alhdia, keberadaan finger print selain untuk kemudahan dalam pelayanan kesehatan juga dapat digunakan untuk meminimalisir penyalahgunaan kartu.

Dengan finger print ini, terang Alhdia, maka sidik jari peserta akan terekam di database. Jadi nantinya ketika ada orang lain yang mencoba memakai kartu milik orang lain saat berobat pasti secara otomatis akan ditolak oleh sistem.

Mengenai fungsi sebagai upaya untuk meminimalisir penyalagunaan kartu juga sejalan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun 2015, Pada Bab II Pasal 3 poin a yang menyebutkan, salah satu kecurangan dalam program JKN-KIS adalah membuat pernyataan yang tidak benar dalam hal eligibilitas (memalsukan status kepesertaan) untuk memperoleh pelayanan kesehatan.

Adapun rencana pengembangan dan implementasi finger print ini nantinya akan terbagi ke dalam beberapa tahapan, di triwulan I, implementasi akan difokuskan ke pelayanan rawat jalan rehabilitasi medik (IRM), Fisioterapi (FIS) dan Mata (MAT), triwulan II untuk seluruh pelayanan rawat inap, triwulan III, pelayanan rawat jalan penyakit dalam (INT), anak (ANA), Bedah (BED) dan Obstetri Ginekologi (OBG) dan terakhir di Triwulan IV, diharapkan seluruh pelayanan rawat jalan sudah dapat menggunakan finger print.