BANDUNG - Nama Shiori Ebihara mungkin masih asing di telinga pecinta bulutangkis. Pemain asal Jepang kelahiran Tochigi, 14 juli 1998 ini adalah pemain tunggal putri ketiga tim Shaishunkan Nihon-Unisys yang kini tengah berlaga di Superliga Badminton 2019. Ebihara merupakan tunggal putri terbaik kedua di Unisys, salah satu perusahaan di Jepang penyumbang pemain terbanyak ke tim nasional Jepang. Tunggal terbaik pertama adalah Sayaka Takahashi. Sebelumnya pebulutangkis Juara Dunia 2017, Nozomi Okuhara, merupakan pemain terbaik di perusahan teknologi informasi tersebut. Namun Okuhara baru-baru ini memutuskan untuk hengkang dan menjadi pemain profesional.

Ebihara berharap dirinya mendapat kesempatan untuk bisa menjadi pemain terbaik di Unisys dan membuka jalan untuk bergabung dengan tim nasional. Setelah Olimpiade Tokyo 2020, Ebihara berpeluang besar menjadi generasi penerus Okuhara dan Akane Yamaguchi yang kini menjadi penguasa sektor tunggal putri di Jepang.

"Saya belajar banyak dari Okuhara, dia adalah pemain yang sangat disiplin dan tegas, bukan cuma ke saya tetapi ke semua orang. Dia orang yang sangat keras, terutama saat latihan, jadi latihan kami pun harus sama kerasnya dengan Okuhara. Saya dan Okuhara memiliki sedikit persamaan dalam ketahanan fisik dan ketidakmauan untuk kalah, jadi selama latihan bersama waktu itu, banyak sekali yang bisa dipelajari selain trik-trik yang dipakai dalam permainan, banyak juga hal lain di luar badminton yang saya pelajari dari dia," beber Ebihara.

"Saya akan berusaha untuk bisa mengejar atau bahkan melampaui pencapaian Okuhara nantinya," tambahnya.

Di Unisys, Ebihara mengikuti sesi latihan selama enam jam dalam sehari. Namun dalam satu minggu, terkadang ada hari dimana mereka menjalani latihan setengah hari selama empat jam. Dalam seminggu juga ada hari libur bagi pemain.

"Di hari pertama minggu pertama, biasanya kami lari. Selain latihan teknik, kami juga latihan fisik yang bisa bikin ketahanan tubuh kami bagus," ujar Ebihara.

Ini adalah pertama kalinya Ebihara mengikuti liga bulutangkis di Indonesia. Ia mengaku kaget melihat antusiasme penonton di Indonesia akan bulutangkis. Penonton di Sasana Budaya Ganesha memang membludak, tak jarang tiket box ludes terjual.

"Saya sangat senang bisa ikut liga kali ini, karena ini pertama kali nya saya ikut liga bukan dengan anggota tim yang biasa (Unisys) tetapi dengan tim gabungan (dengan Saishunkan). Pertama kalinya juga saya datang ke Bandung, saya merasakan hal yang luar biasa ketika masuk ke lapangan dengan suasana ramainya penonton," ungkap Ebihara.

"Saya ingin di Jepang juga bisa seperti ini antusias penontonnya, karena saat pemain bertanding, kalau ada yang dukung kan bisa jadi kekuatan tersendiri buat pemainnya," tuturnya.

Ebihara ternyata mengagumi Gregoria Mariska Tunjung, pemain tunggal putri terbaik Indonesia saat ini. Lalu apa yang membuatnya kagum akan Gregoria?

"Waktu di Asian dan World Junior Championships, saya melihat permainan Gregoria sangat luar biasa, dari situ saya bertekad untuk bisa sebaik dia dan bisa mengalahkan Gregoria suatu saat nanti," pungkas Ebihara. ***