JAKARTA -Nama Djufrison Pontoh mencuat tatkala meraih gelar juara kelas welter Pan Asian Boxing Association (PABA) pada tahun 1996. Sebelumnya, Djufrison juga menyandang gelar juara nasional kelas welter dan kelas menengah junior pada tahun 1991 dan 1992. Terakhir, pria kelahiran Biaro, Sulawesi Utara 10 September 1965 ini meraih gelar juara nasional kelas menengah dari tahun 1997 hingga 2000.

Sama halnya dengan Oki Abi Bakrin. Bedanya, Djufrison memanfaatkan bayaran selama menjadi petinju profesional untuk membiayai pendidikan di Sekolah Tinggi Hukum Indonesia (STHI) Jakarta.

Berkat keseriusannya, Djufrison mampu menyelesaikan pendidikannya pada tahun 2005. Kini, dia berprofesi sebagai pengacara dan bergabung di Kantor Hukum Runtu dan rekan yang berada di Jln Sosial No.41 Daan Mogot Km 1 Jakarta Barat.

"Saya takut saat berhenti jadi petinju tidak punya kerjaan lagi. Makanya, saya meneruskan pendidikan dengan mengambil jurusan hukum untuk jadi pengacara yang menjadi cita-cita," kata Djufrison yang dihubungi melalui telepon selular, Selasa,19 Februari 2019.

Selain sukses menjadi pengacara, Djufrison yang menikah dengan Ribkah Taredja juga sukses dalam membina keluarga. Anak pertamanya, Christo Pontoh sudah lulus dari Pendidikan Politeknik Penerbangan Surabaya tahun ini. Dan, anak keduanya, Emmanuel Pontoh masih duduk di bangku SMA.

"Saya sih sudah mengarahkan kedua anak saya latihan tinju, tapi mereka tidak berminat menjadi petinju. Mereka lebih memilih menekuni dunia pendidikan," jelasnya.

Ada pesan terhadap petinju profesional? "Saya hanya berpesan kepada para petinju harus mau menabung hasil bayaran untuk masa depan. Jadi, tabungan bisa memanfaatkan sebagai modal usaha saat tidak bertinju atau meneruskan pendidikan seperti yang saya lakoni," katanya. ***