TOBASA-RSUD Porsea di tahun 2018 yang lalu telah mendapatkan bangunan fasilitas gedung baru untuk digunakan sebagai ruangan rawat inap pasien. Adanya bangunan fisik baru di RSU Porsea yang dibangun dengan menggunakan dana DAK TA.2018 bila difungsikan harus di isi dengan fasilitas tempat tidur sebanyak 50 unit karena bangunan baru tersebut untuk kamar rawat inap belum memiliki tempat tidur dan Alkes lainnya.

Untuk fasilitas tempat tidur lainnya yang berada di beberapa ruangan rawat inap RSUD Porsea sudah banyak yang dalam keadaan rusak dan membutuhkan pergantian.

"Untuk mengisi kekurangan tempat tidur di RSUD Porsea saat ini untuk digunakan bagi para pasien rawat inap serta demi kebutuhan pelayanan di RSU Porsea kita berusaha meminjam dan mengambil tempat tidur dari puskesmas yang memiliki fasilitas rawat inap seperti Puskesmas Ajibata sebanyak 6 unit tempat tidur," terang dr Tihar saat di sambangi Gosumut di Kantornya Jumat,(15/2/2019).

Dijelaskan dr.Tihar, Kalau bangunan gedung baru di fungsikan dengan optimal penggunaannya oleh Rumah Sakit otomatis RSU Porsea kekurangan tenaga Medis, Keperawatan dari jumlah Pegawai. Saat ini apapun resikonya bangunan baru tersebut memang haruslah kita fungsikan dengan secepatnya,"jelasnya.

Mengingat diakhir tahun 2018 lalu, hingga tahun 2019 ini pasien yang berobat ke RSU Porsea bertambah banyak. Hal ini di akibatkan karena RSU HKBP Balige yang saat ini tidak menerima atau memberikan pelayanan kesehatan medis kepada para masyarakat pengguna layanan BPJS. Karena RSU HKBP Balige tidak menerima dan memberikan pelayanan medis bagi para pasien pengguna Kartu BPJS mengakibatkan membludaknya pasien yang berobat ke RSU Porsea.

Lebih lanjut dijelaskan dr.Tihar, kita ketahui untuk tahun 2019 RSU Porsea menerima 6 orang ASN dengan status kepegawaiannya sebagai tenaga medis keperawatan,dan dipastikan ke 6 ASN ini akan aktif bertugas mulai bulan Maret 2019 ini. "Karena saat ini mereka masih dalam tahapan proses pengurusan dan pelengkapan berkasnya. Sejumlah 6 orang pegawai baru yang akan bertugas di RSUD Porsea belum mencukupi untuk memenuhi tenaga medis pelayanan keperawatan,namun demikian sudah sangat membantu dan meringankan," terang dr.Tihar.

Ditambahkan dr.Tihar, bila melihat RSU Porsea saat ini, setiap harinya sudah semakin banyak menerima pasien berobat jalan maupun pasien rawat inap serta warga yang memeriksakan kesehatan diri. "Melihat hal ini serta kemajuan era teknologi saat ini,RSU Porsea sangat membutuhkan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) yang didalamnya sudah ada sistim antrian. Menyikapi banyaknya pasien yang antri saat melakukan pendaftaran saat berobat jalan,"tuturnya.

Pada penerimaan Calon ASN tahun 2018 yang lalu sudah ada tenaga rekam medik yang diterima namun penempatan penugasannya masih ditugaskan penempatannya di Puskesmas Kecamatan.

Puskesmas memang harus memiliki dan membutuhkan tenaga Medis Rekam Medik, walaupun demikian Rumah Sakit Umum Porsea (RSU Porsea) tentulah lebih sangat membutuhkannya mengingat jumlah pasien untuk berobat sudah sangat banyak dan lebih rutin tiap harinya di rumah sakit di banding Puskesmas," tegas dr.Tihar.

"Kita sangat berharap kepada Pemkab Tobasa kiranya Bapak Bupati memberikan perhatian dan kebijakasanaannnya untuk menempatkan dan menugaskan tenaga Medis Rekam Medik yang baru lolos dan diterima menjadi calon ASN,"harapnya.

Saat ini RSU Porsea memiliki tenaga pegawai medis sejumlah 240 orang dengan rincian Pegawai non PNS 117 orang dan PNS/ASN 123 orang dan belum memiliki tenaga Rekam Medik yang benar benar lulusan pendidikan kesehatan jurusan Rekam Medik," tegas dr Tihar.*