PALUTA-Bocah perempuan berusia 7 tahun yang masih duduk dibangku kelas 1 SD (Sekolah Dasar), bernama Ratih Hasibuan, warga Desa Simataniari, Kecamatan Dolok, Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta). Senin (11/2/2019) sekira pukul 23.30 WIB, hanyut terbawa arus sungai Aek Marihan akibat meluapnya permukaan sungai.

Informasi yang diperoleh dari Kapolres Tapanuli Selatan (Tapsel), melalui Kasubbag Humas IPTU Alpian Sitepu, setelah mendapat informasi itu, petugas langsung berkoordinasi dengan Danramil Dolok dan bersama-sama turun ke TKP, untuk langsung melakukan pencarian terhadap korban bersama masyarakat setempat.

Pencarian dimulai sekira pukul 01.00 WIB sampai dengan pukul 03.00 WIB, namun tidak ada hasil. Direncanakan, hari ini Selasa (12/2/2019) dimulai sekira pukul 07.00 WIB pencarian akan di lanjutkan.

"Sejak dini hari tadi sudah dilakukan pencarian namun korban belum ditemukan. Pagi ini tim akan melanjutkan pencarian kembali,"terang Alpian.

Sementara informasi di lokasi, meluapnya air sungai Aek Marihan disebabkan hujan deras yang melanda desa tersebut sejak pukul 18.00 WIB, sehingga membuat permukaan air terus naik. Melihat situasi itu, rumah korban yang hanya berjarak 5 meter dari bibir sungai, membuat ibu korban mengajaknya masuk kedalam rumah bersama dua orang saudaranya.

Namun, sekira pukul 23.30 WIB, ibu korban merasa rumah panggung mereka bergoyang dan segera melihat keluar menggunakan senter melalui pintu. Kaget bukan kepalang, ibu ketiga anak itu melihat air sudah sampai ditangga rumah. Spontan, ibu itu mengambil tindakan memindahkan anak-anaknya dari rumah mereka ke tempat yang lebih aman. Namun malang, saat itulah Ratih lepas dari pantauan ibunya sehingga hanyut terbawa arus, seketika itu juga si ibu menjerit meminta tolong. Sedangkan disaat kejadian itu, ayah korban sedang mengopi di warung di seberang rumah mereka akibat tidak berani menyeberangi sungai melihat arus sungai yang menjadi-jadi.

Berselang 10 menit, barulah warga kampung berdatangan untuk membantu dan melapor kepada polisi setempat. Akan tetapi si korban tidak ditemukan. Dijelaskan, bahwa Kepala Desa dan masyarakat setempat sering menegur orang tua korban agar pindah dari rumahnya. Mengingat rumah tersebut kondisinya sangat dekat dengan sungai itu, namun mereka tetap bertahan dengan alasan mempunyai kebun/sawah di lokasi tersebut.*