ASAHAN-Prayogi Purnomo Yudistira (21) warga Makasar, Sulawesi berjalan kaki dari makasar bertujuan ke Aceh Sabang hingga tiba di Asahan pada sabtu (9/2/2019) sekira pukul 19.00 wib.

Di Asahan ia singgah dan istirahat di markas Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam) Universitas Asahan (UNA).

Saat di temui Gosumut minggu (10/2/2019) Prayogi menceritakan kisah perjalanannya baik pahit dan manisnya dalam perjalanan.

Ia memulai perjalanannya dari 24 Oktober 2018 hingga saat ini ia melintasi Asahan. Dari kegiatan yang prayogi tak ada samasekali dukungan dan sponsor dari pihak lain, karena ia ingin hal yang ia lakukan murni karena hasil dari kerja kerasnya sendiri.

Tujuan Prayogi dalam perjalanannya yakni untuk pengamatan budaya sosial yang akan dirangkum menjadi satu buku. Ia akan merilis buku pertama tentang perjalanan yang ia hadapi baik itu alam, lingkungan, Budaya dan sosial serta menceritakan pahit manisnya perjalanannya.

"Tujuan saya dalam misi ini untuk mengamati alam, lingkungan, budaya dan sosial serta merangkumkan cerita pahit dan manisnya dalam perjalanan ke sebuah buku", jelas prayogi.

Prayogi mengatakan bahwa ia memulai itu semua dengan modal Rp. 0 namun hanya tekad yang sangat kuat lah yang bisa membuatnya bertahan. "saya memulai dengan modal Rp. 0 dan modal tekad, saya yakin dengan tekad saya makanya saya bisa sampai di Kota Rambate Raya ini".

"Selama diperjalanan ini saya bisa hidup dari cari kerja di jalanan seperti cuci mobil, dan menjadi kuli jalanan lah yang penting halal dan tidak merugikan orang lain", ungkapnya.

Berbagai hal yang sudah dihadapi Prayogi, dari mulai di sangka penculik anak, maling kotak infaq sampai di gebuki. " saya pernah bang di tuduh penculik anak anak, di tuduh maling kotak infaq sampai di gebukin. Bahkan yang namanya kecopetan sudah sering terjadi terhadap saya".

Bukan hanya itu cobaan yang dihadapi Prayogi, ia juga sempat mengalami lumpuh pada bagian kakinya beberapa hari yang lalu.

Dari berbagai cobaan dan rintangan yang dihadapi oleh Prayogi bukan membuatnya luntur semangat dan putus asa namun hal itu semua menambah semangat dan menjadi motivasinya.

"Dengan adanya berbagai cobaan dan rintangan itu nambah semangat dan motivasi saya bang, bahkan dalam perjalanan ini saya senang bisa ketemu dan berbaur dengan banyak kalangan masyarakat, berbagai suku dan budaya", tuturnya.

Misi berjalan kaki mengelilingi NKRI merupakan cita citanya dari sejak kecil dengan tujuan mengajak masyarakat Indonesia cinta jalan kaki. Ia juga mendapatkan dukungan penuh dari kedua orang tuanya.

Johanes penggiat Mapala Komaca UNA mengatakan kepada gosumut bahwa ia dan teman temannya Menerima Prayogi karena sikap kemanusiaan. "kami terima Prayogi karena Kemanusiaan lagi pula sama sama pecinta alam".

"Kami salut dengan tekadnya yang kuat, menurut kami ia harus menjadi contoh terhadap kawan kawan terutama anak anak Mapala", sambungnya.

"Doa kami, semoga apa yg ditekad kan oleh Prayogi dapat berjalan dengan mulus dan jangan sampai digebukin lagi", sambil tersenyum Johanes mengatakan.*