MEDAN Pos pengamanan kantor Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Jalan Diponegoro Nomor 30 Medan dilempari batu, Selasa (15/1/2019). Kaca jendela pos pengamanan dan jendela mobil pecah, akibat pelemparan yang diduga dilakukan oleh sekelompok massa yang berunjukrasa.

Perisitiwa itu tidak ditanggapi serius oleh Gubsu Edy Rahmayadi. Menurutnya, hal itu hanya sebagai bentuk frustasi massa yang tidak mendapat respon saat demo. “Masyarakat yang emosi seperti ini tidak layak kita laporkan, kita perlu mencarikan mereka solusi. Seribukali demo, berkali-kali lempar batu, mau kita hukum dia, masalah ini juga tidak selesai, yang perlu untuk mereka solusi. Saya nanti akan ke pusat untuk mencari solusi masalah ini (Sari Rejo),” jelas Gubsu.

 Namun, kata Gubsu, kalau tidak ada masalah lalu massa berbuat anarkis, hal itu baru masalah dan perlu ditindak. “Tetapi, kalau tidak ada angin tidak ada hujan berbuat anarkis itu yang salah, nah itu yang perlu kita selentik kepalanya. Nakal itu tidak benar, tetapi kita perlu melihat konteksnya (mengapa mereka nakal). Saya tidak setuju mereka salah. Nanti kita lihat, kita pelajari, tetapi yang terpenting kita cari Solusinya,” tambah Edy.

Sedangkan untuk kerusakan kendaraan roda empat yang menjadi korban insiden pelemparan batu ini, Edy Rahmayadi mengatakan akan menjadi tanggung jawab gubernur. “Untuk kendaraan yang terkena lemparan batu, ya Gubernur lah yang betulin,” tegas Edy.

Sebelumnya, insiden tersebut terjadi sekitar pukul 12:00 WIB, massa melintasi kantor Gubsu yang menyebabkan kemacatan dan kemudian mencoba masuk ke Kantor Gubsu. Petugas pengamanan mencoba menghalangi masa yang ingin masuk, tetapi mereka langsung membalas dengan lemparan batu ke dalam lingkungan kantor Gubsu, yang mengakibatkan kerusakan kendaraan roda empat dan sebagian kaca jendela pos pengamanan.

Menurut keterangan penjaga pos pengamanan Kantor Gubsu Zainuddin Hasibuan,  masa mencoba masuk ke dalam Kantor Gubsu, ketika ditanya beberapa orang dari kerumunan ini melempari batu ke arah pos pengamanan.

“Tadi siang ada pendemo yang lewat di depan Kantor Gubernur, di depan macat dan mereka turun dari kendaraannya mencoba untuk masuk ke kantor. Saya tanya ini ada apa, langsung ada lemparan batu dari belakang. Saya langsung mencoba menutup gerbang. Biasanya kan ada surat kalau demo, tetapi ini tidak ada jadi kita bingung,” kata Zainuddin.

Sebelumnya tidak ada surat atau laporan terkait demo di Kantor Gubernur sehingga tidak ada pengamanan dari pihak kepolisian. Pengamanan di Kantor Gubernur juga seperti biasa, tidak prosedur pengamanan untuk demo.

 Beberapa media sempat melaporkan insiden ini merupakan teror ke kantor Gubernur Sumatera Utara, tetapi Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Sekretariat Provinsi Sumatera Utara, Ilyas Sitorus menegaskan ini sama sekali bukan teror.

 “Terlalu jauh kalau kita katakan ini teror. Di beberapa media mengatakan kantor Edy Rahmayadi diteror, dilempari, tidak seperti itulah, ini yang kena kan hanya pos pengamanan, masih jauh dari kantor,” kata Ilyas Sitorus.*