KISARAN–Kasus asmara ditenggarai menjadi motif tewasnya dua sejoli di kamar C12 Hotel Central Kisaran, pada Senin (7/1/2019). Hal tersebut diungkapkan oleh Kapolres Asahan AKBP Faisal F Napitupulu SIK dalam pemaparannya di Aula Wira Satya di Mapolres Asahan, Selasa (8/1/2019) siang.

“Jadi antara si laki laki (Hasyim) dan si perempuan (Devi) sebelumnya sudah sempat ingin tunangan pada tahun 2018 lalu namun batal karena sesuatu. Akhirnya mereka yang sempat  pacaran ini putus dan berjumpa kembali, dan janjian ketemu di Hotel,” kata Kapolres Asahan sambil menunjukkan bukti screen percakapan whatsapp di handphone keduanya.

Faisal memaparkan, berdasarkan pelajaran rekaman CCTV pada hari Minggu (6/1/2019) sekitar pukul 10.15 WIB  Hasyim dan Devi datang ke Hotel Central secara bersamaan dengan mengendarai masing masing sepedamotor mereka.

Dalam rekaman CCTV, sepuluh menit kemudian Hasyim yang diantar oleh seorang petugas hotel kemudian masuk ke dalam kamar nomor C12 bersama Devi. Dalam rekaman video juga terlihat Hasyim mengenakan tas ransel warna cokelat.

“Diduga dalam tas itu ia sudah mempersiapkan senjata api rakitan dan sebuah celurit yang kami temukan dalam tasnya. Aksi ini sudah direncanakan oleh si laki laki,” jelas Kapolres.

Setelah keduanya masuk kedalam kamar hotel, tak jelas dan belum diketahui pasti apa yang terjadi didalam kamar. Keesokan harinya Senin (7/1/2019) sekitar pukul 13.00 WIB petugas Hotel yang ingin mengkonfirmasi perpanjangan masa inap mengetuk pintu kamar namun tak mendapat jawaban hingga diputuskan untuk membuka kamar dengan kunci cadangan.

“Setelah pintu dibuka, dua orang saksi pegawai hotel menyaksikan keduanya sudah tewas. Posisi perempuan sedang berlutut diatas tempat tidur, sedangkan si laki laki dalam keadaan terlungkup. Kepala keduanya pecah diduga ditembak oleh senjata api rakitan yang sudah disiapkan,” tambah mantan kapolres Nias Selatan itu.

    Korban perempuan ditembak dari atas kepala persis di ubun-ubunnya, tembus ke bagian pelipis. Sementara itu korban laki laki menembakkan diri dari keningnya.

“Peluru yang digunakan memakai peluru berkaliber cukup besar yakni 5,56 mm hingga mengakibatkan kepala keduanya pecah. Jadi pelaku penembakan bunuh diri setelah menembak teman wanitanya,” jelasnya.

Kapolres menegaskan, motif pembunuhan ini dipicu persoalan asmara karena menurut keterangan keluarga Devi tak lagi pacaran dengan Hasyim. Sementra itu Devi sudah dipersiapkan calon tunangannya dan rencananya akan melangsungkan ikatan pernikahan di pertengahan tahun 2019.

“Si laki laki kecewa karena rencana pertunangannya batal. Kemudian dia merencanakan aksi itu di kamar hotel,”kata Kapolres.

  Dalam pemaparan kasus tersebut Polisi juga menyita sejumlah barang bukti diataranya pakaian para korban, seprai, handphone, celurit, sepatu, tas ransel serta dua unit sepeda motor.

Keyakinan Polres Asahan, kasus ini merupakan aksi bunuh diri yang dirancang oleh Hasyim semakin menguat. Diwaktu keduanya ditemukan tewas, sekitar pukul 17.00 WIB polisi langsung mengecek ke rumah orang tua dari Hasyim.

Didalam kamarnya, Hasyim menuliskan pesan untuk ibu kandungnya jika dia nanti wafat untuk membuang salah satu bagian tubuhnya dan menuliskan nomor pin atm serta uang yang dia punya yang dipegang temannya.

“Kami sudah memeriksa tulisan tangan yang ditemukan penyidik di rumah si laki laki. Setelah di uji bahwa benar itu tulisan tangannya. Dengan demikian semakin kuat kesimpulan kami bahwa peristiwa ini dilakukan dengan menembak kepala teman wanitanya lalu si pelaku bunuh diri,” katanya.

  Hingga kini, Polres Asahan masih menyelidiki asal senjata rakitan yang digunakan Hasyim untuk menghabisi nyawa teman wanita dan dirinya sendiri itu.

“Soal senjata rakitannya masih kami selidiki dari mana dia dapat. Yang jelas untuk kasus kematian keduanya jelas motifnya karena asmara percintaan,” paparnya.*