PORSEA-Berbagai pembangunan fisik yang bersumber dari Dana APBN pada pasar tradisional Onan Porsea telah dibangun, sayangnya keindahan fisik pasar jadi kurang maksimal karena kesalahan tata letak plus dicemari oleh bau sampah yang berserakan disekitarnya.

Hal ini ditengarai karena penempatan pembangunan fisik Pasar/Onan Porsea kurang pas. "Seharusnya pembangunan fisik pasar Onan pada areal pasar yang buka berjualan setiap harinya dan bukan pada tempat lokasi pasar Onan yang digunakan hanya sekali dalam satu minggu tepatnya pada hari pekan, yakni pada Rabu. Jadinya kurang pengunjung," terang boru Sitorus (54) pada GoSumut Minggu,(23/12/2018).

Boru Sitorus tiap harinya berdagang sembako dan sayuran dan buka setiap harinya.hal ini juga diamini pedagang daging ayam potong boru Manurung (56). Para pedagang ini mengalami sejumlah kendala, dan yang paling menyesakkan dada adalah bau sampah. (/p> Hasil pantauan GoSumut di seputaran pasar/onan diawali dari pintu masuk 1 Jn.Sisingamagaraja XII Kota Porsea (jelang jembatan) terlihat dengan jelas paritan pasar/onan mengendap dan berbau busuk serta sampah berserakan yang membuat para warga yang datang berbelanja setiap harinya tidak nyaman dan kadang jadi enggan masuk untuk berbelanja mengingat aroma berbau busuk selalu merebak setiap harinya.

Paritan onan pasar Porsea hampir seluruh bagian tidak berfungsi dengan normal karena air limbah buangan semua para pedagang seperti pedagang Ikan air tawar/0likan laut,daging Ayam potong semuanya mengendap di paritan selokan pasar dan tidak berjalan kemana arah pembuangannya.

Bau busuk itu akibat endapan air limbah para pedagang yang tidak mengalir membuat aroma di seputaran pasar Onan menjadi berbau busuk. Akibatnya membuat para konsumen sepertinya engan untuk masuk namun tetap harus masuk karena wilayah pasar Onan adalah satu satunya pasar di Porsea.

Kadis Lingkungan Hidup & Kebersihan Kab.Toba Samosir Ir.Mintar Manurung saat di konfirmasi di Balige menjelaskan berkaitan dengan kebersihan didalam onan/pasar Porsea bukan urusan Dinas Lingkungan Hidup melainkan itu adalah urusan Dinas Perindakop.

Dijelaskannya nya, pihaknya hanya mengurusi kebersihan sampah yang ada di luar onan/pasar Porsea juga sepanjang Jalinsum pusat Kota Porsea serta mengangkati semua sampah yang dikumpulkan oleh petugas Pasar atau petugas Dinas PERONDAKOP yang ditugaskan untuk bagian pembersihan sampah.

"Sampah yang kita angkut selanjutnya kita buang ke tempat penampungan Pembuangan Sampah di Kec.Laguboti," jelas Mintar Manurung.

Ketika hal ini hendak mau di konformasi kepada Kepala Dinas Perindakop dan Perdagangan Pemkab Tobasa Marsarasi Simanjuntak, pria tersebut sedang tugas di Jakarta.*