PANGKALAN KERINCI - Sepekan belakangan, banjir melanda Jalan Lintas Timur Sumatera di Kabupaten Pelalawan, Riau. Akibatnya, sejumlah mobil dan sepeda motor mogok, karena ketinggian air mencapai 60 centimeter. "Sampai sekarang masih benjir di beberapa titik Jalan Lintas Timur. Tinggi air bervariasi, ada yang mencapai 60 centimeter. Itu terjadi di sepanjang 8 kilometer jalan lintas tersebut," ujar Kapolres Pelalawan AKBP Kaswandi Irwan, Selasa (18/12/2018).

Untuk mengatasi lalu lintas, Polres Pelalawan dan jajarannya menempatkan sejumlah personel berjaga di lokasi banjir. Sejumlah mobil dan sepeda motor yang mogok didorong polisi ke lokasi yang lebih tinggi.

"Karena banyak yang mogok, kita anjurkan kendaraan dari Jambi atau Indragiri Hulu jangan lewat daerah Pelalawan ini. Lewat Kuantan Singingi lebih aman dan tidak banjir," kata Kaswandi.‎

Banjir tak hanya terjadi di jalan Lintas, melainkan juga dialami warga Pelalawan yang berada di perumahan sekitaran kota. Kaswandi menyebutkan, ada titik banjir yang airnya mencapai 150 centimeter. Hal itu menyebabkan warga terpaksa mengungsi di tenda yang disediakan Pemkab Pelalawan.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/18122018/lintas1jpg-7734.jpg

Untuk menanggulangi bencana musiman tersebut, Bupati Pelalawan HM Harris telah menetapkan status siaga darurat banjir. Pemerintah juga membawa bantuan berupa logistik dan peralatan untuk mengungsi.

"Karena intensitas hujan terus terjadi, air Sungai jadi meluap dan mengalir ke pemukiman penduduk hingga ke jalan raya. Yang meluap seperti Sungai Kampar Pelalawan yang berasal dari luapan air sungai Kampar Kiri, Kuantan dan kiriman dari Sumatera Barat. Air Sungai Kampar kanan juga meluap," jelas Kaswandi.

Kaswandi mengatakan, air menggenangi delapan kecamatan yang terdiri dari 21 desa dan tujuh kelurahan. Tak kurang dari 2.515 kepala keluarga terdampak dengan jumlah jiwa 6.427.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/18122018/lintas3jpg-7733.jpg

Sementara untuk rumah yang digenangi air, hingga kini terdata 2.255 unit. Sementara itu, rumah yang terendam paling parah terdata 469 unit yang tersebar di berbagai kecamatan.

"Fasilitas umum dan sosial, seperti rumah ibadah hingga sekolah juga terendam. Hingga kini tercatat 58 fasilitas terendam genangan air," imbuh Kaswandi.

Meski demikian, tidak semua warga yang rumahnya terendam banjir mengungsi. Warga memilih bertahan karena banjir ini sudah rutin datang setiap tahun, apalagi disaat-saat puncak musim hujan seperti sekarang ini.

Warga yang mengungsi sebagian ke tenda yang didirikan pemerintah, dan sebagian lainnya memilih untuk tinggal di rumah kerabat masing-masing yang tidak terdampak banjir. Sesekali mereka pulang untuk mengecek rumah.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/18122018/lintas1jpg-7736.jpg

"Ada tenda di 3 lokasi penampungan, yaitu di Jalan koridor kilometer 9, kilometer 8 dan Jalan Sultan Syarif Kasim," terang Kaswandi.

Dia menyebutkan, banjir juga melanda di Jalan Pemda, rata-rata ketinggian debit air bahkan mencapai 120 centimeter. Sementara di Jalan Koridor RAPP menuju Langgam bahkan mencapai 170 centimeter.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/18122018/lintas2jpg-7735.jpg

"Ada juga beberapa masjid dan musholla tidak bisa digunakan karena ketinggian airnya mencapai 200 centimeter. Itu karena datarannya sangat rendah dari yang lain," tutup Kaswandi.

‎Kaswandi juga tak lupa membantu para korban banjir dengan membagikan sembako dan logistik lainnya. Personel kepolisian juga disiagakan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan. Bagi warga yang mau mengungsi, polisi juga membantu untuk mengangkat barang-barang rumah tangga mereka. (gs1)