JAKARTA - Kekhawatiran pasar terhadap perlambatan ekonomi global membuat rupiah tak berdaya. Selasa (11/12), kurs spot rupiah melemah 0,38% menjadi Rp 14.608 per dollar Amerika Serikat (AS). Kurs tengah rupiah versi BI juga terdepresiasi 0,66% menjadi Rp 14.613 per dollar AS.

Menurut ekonom Bank Central Asia David Sumual, rupiah terseret kekhawatiran pasar terhadap dampak pelemahan ekonomi global, khususnya resesi di AS. "Selain itu, hubungan AS dan China kembali memanas. Ini juga membuat pasar cemas," kata dia, kemarin.

Analis Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra memprediksi, rupiah hari ini berpeluang rebound jika data producer price index (PPI) AS bulan November turun. "Rupiah bisa bergerak di kisaran Rp 14.545–Rp 14.660 per dollar AS," prediksi dia. Sementara David menghitung, rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.500–Rp 14.700.

Sementara, indeks dollar hingga penutupan perdagangan dini hari tadi makin kuat di level 97,39 dari posisi Senin yang ada di 97,22. Pelemahan nilai tukar kemarin pun terjadi di mayoritas negara Asia.

Pada awal perdagangan Rabu (12/12) hari ini, beberapa mata uang Asia yang mulai diperdagangkan bergerak menguat terhadap dollar AS. Dollar Hong Kong, dollar Singapura, baht dan yuan pagi ini menguat terhadap the greenback. Sedangkan pelemahan terjadi pada mata uang yen.*