MEDAN - Survei demografi merupakan survei untuk mengukur keberhasilan program kependudukan yang telah mengikuti standar internasional. Sehingga hasil SDKI 2017, merupakan data yang dipakai seluruh instansi pemerintah dalam melaksanakan program pembangunan seluruh bidang. Demikian disampaikan Kepala Perwakilan BKKBN Sumut, Temazaro Zega didampingi Sekretaris Yusrizal Batubara dan Kasubbag Umum dan Humas, Ary Armawan dalam keterangan persnya soal hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 di kantor Perwakilan BKKBN Sumut, Rabu (5/12) di Medan.

Berdasarkan hasil survei, kata dia, Total Fertiliy Rate (TFR) di Sumut masih 2,9 atau masih di atas TFR nasional 2,4. Namun demikian, BKKBN perwakilan Sumut terus bekerjasama dengan semua pihak untuk melakukan penyuluhan ke masyarakat.

"Artinya, dengan keterbatasan perugas penyuluh KB yang saat ini, di Sumut hanya sekira 900 orang saja, dengan gencarnya gerakan membangun Kampung KB diharapkan akan mampu memberhasilkan program KKBPK (Kependudukan Keluarga Berencana Pembangunan Keluarga), karena ini merupakan program pembangunan yang berintegrasi dengan semua bidang," lanjutnya.

Temazaro juga menyinggung soal keberadaan Kampung KB yang baru berjalan dua tahun ini. Kamung ini merupakan miniatur pembangunan yang terintegrasi. Di mana pada kampung KB akan menunjukkan keberhasilan program KB serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan pembangunan infrastruktur yang baik.

"Dari hasil SDKI 2017, Sumut telah mencapai satu prestasi yang baik, terutama usia perkawinan median umur untuk remaja wanita 22,5 tahun untuk perkawinan pertama atau lebih tinggi dari standar nasional yang ditetapkan usia median umur perkawinan pertama remaja wanita 21 tahun," jelasnya.

Hal ini membuktikan, bahwa kalangan remaja sudah mendapatkan pembekalan pembangunan program KB remaja di Sumut dan sudah menunjukkan keberhasilan yang perlu terus ditingkatkan. Sehingga program Genre (generasi remaja) tetap mendapatkan perhatian dari bagian pembangunan KKBPK.