MEDAN - Meskipun telah dilakukan sosialisasi mengenai HIV/AIDS kepada masyarakat, namun masih saja Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) mengalami stigma dan diskriminasi dari masyarakat dan bahkan di pelayanan kesehatan. Menurut Focal Point Jaringan Indonesia Positif (JIP) Wilayah Kabupaten Deli Serdang, Antono, hal ini disebabkan masih banyaknya masyarakat yang belum mengetahui apa itu HIV/AIDS dan bagaimana penularan serta pencegahannya.

"Masih ada yang berfikir orang yang HIV akan cepat meninggal dan penularannya gampang. Jadi, kalau ada yang terinfeksi HIV, masyarakat akan menghindari seperti di Deli Serdang dan juga di pelayanan kesehatan. Dianggap bahwa penularan HIV ini gampang tertular. Padahal jika kita hanya bersentuhan biasa tidak akan tertular. Sehingga butuh pengetahuan masyarakat agar tidak salah menilai orang yang terjangkit AIDS," ungkap Antono dalam pertemuan dengan media untuk memperkuat jejaring dan mengurangi meminimalisir stigma dan diskriminasi HIV, Rabu (4/12) di Medan.

Di lain sisi, Antono menjelaskan, untuk penularan kasus baru sedikit mengalami penurunan. Tetapi tiap bulan ditemui kasus baru, yang mungkin tertular 5 atau 10 tahun lalu dan tahun ini baru terjadi serta tahu statusnya terinfeksi HIV.

Akan halnya di Deli Serdang, menurut Antono, estimasinya pengidap HIV/AIDS tiap tahun bertambah hingga seratus lebih.

"Dari data yang mengonsumsi ARV di Deli Serdang, jauh di angka estimasi. Karena mereka kebanyakan mengaksesnya di Medan, sebab lebih dekat," katanya.

Begitupun, ujarnya lagi, Pemkab Deli Serdang memberikan perhatian terhadap ODHA dan adanya program yang berjalan termasuk penganggaran dari APBD Pemkab Deli Serdang.

"Seperti pembentukan warga peduli AIDS di Percut dan di lima desa di Pantai Labu. Ini dengan menggunakan dana desa," ujarnya.

Sementara itu, lanjutnya, dunia global telah memiliki strategi Fast-Track untuk mengakhiri epidemi AIDS tahun 2030. Ada 3 tujuan besar yang ingin dicapai untuk mewujudkan target Three Zero yaitu tidak ada lagi penularan HIV. Tidak ada lagi kematian akibat AIDS dan tidak ada lagi stigma dan diskriminasi baik pada ODHA, populasi kunci maupun kelompok rentan.

Sedangkan untuk di Deli Serdang, Antono menyebutkan epidemi kasus HIV/AIDS dari 2016 sampai September 2018 berjumlah 1.921 orang. Dari jumlah itu yang HIV 1156 dan AIDS 765 serta yang meninggal 109 orang.

"Persoalan diskriminasi yang terjadi justru kemudian melemahkan berbagai upaya penanggulangan HIV yang sudah dilakukan. Diskriminasi tidak akan hilang tanpa peran aktif dan tindakan dari semua orang untuk mengakhirinya termasuk peran media," katanya.

Pertemuan yang dibarengi dengan diskusi tersebut dihadiri Ketua JIP Sumut, Samara Yudha Arfianto dan Direktur MedanPlus, Erwin serta lainnya.