JAKARTA - Tujuan Jokowi membangun tol Trans Sumatra adalah untuk mempercepat mobilitas barang dan jasa antar pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan membangun pusat produksi. Diperkirakan, pembangunan ini akan memangkas biaya transportasi hingga Rp2,23 triliun per tahun. Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), tol Trans Sumatera menjadi tulang punggung pengembangan wilayah di Sumatra, yang terdiri dari enam Wilayah Pengembangan Strategis (WPS), yaitu Sabang-Banda Aceh-Langsa, Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru, Batam-Tanjung Pinang, Sibolga-Padang-Bengkulu, Jambi-Palembang-Pangkal Pinang-Tanjung Pandan, serta Merak-Bakauheni-Bandar Lampung-Palembang-Tanjung Api-Api.

Dengan tol Trans Sumatera, mobilitas dari dan ke WPS itu akan semakin lancar dan meningkatkan interaksi antarpusat pertumbuhan ekonomi. ''Jalan tol Lampung-Palembang akan mempersingkat waktu tempuh dari sekarang sekitar 8-10 jam menjadi 3-4 jam. Kedua kota ini akan menjadi lebih dekat, sehingga meningkatkan interaksi ekonomi kedua kota ini dan menumbuhkan pusat ekonomi baru. Hal yang sama juga terlihat dengan terhubungnya tol dari Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi sepanjang 61,7 km, yang dapat ditempuh dalam waktu 1 jam,'' kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol, Herry Trisaputra Zuna, seperti dilansir laman resmi Kementerian PUPR.

Pembangunan tol Trans Sumatera dilakukan dengan pendekatan berbeda. Pada pola sebelumnya, pembangunan tol dilakukan di kawasan yang sudah berkembang, karena membutuhkan pengembalian investasi.

Sementara tol Trans Sumatera untuk mengurangi biaya logistik dan meningkatkan daya saing produk. ''Pembangunan jalan tol diharapkan mempercepat pengembangan wilayah di Pulau Sumatera, baik jangka panjang, 20 tahun, maupun jangka pendek, dalam waktu lima tahun ke depan,'' kata Herry.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, tol Trans Sumatera akan meningkatkan geliat ekonomi. Dia memperkirakan kisaran multiplier effect yang bisa dihemat masyarakat dari efisiensi kendaraan sebesar Rp 2,23 triliun per tahun.

''Jumlah manfaat dari keseluruhan permanent impact tol trans Sumatera bisa capai Rp 769,5 triliun. Jauh lebih besar dari nilai proyeknya itu sendiri,'' kata Sri Mulyani.

Angka tersebut sudah termasuk dengan keuntungan yang diraup pengembang dan pemangku kepentingan lain, termasuk masyarakat. Sementara berdasarkan data yang dilansir PT Hutama Karya, biaya pembangunan 11 ruas tol prioritas di Sumatera membutuhkan biaya sebesar Rp 250,5 triliun.

Dari paparan di atas, jelas tergambar visi Jokowi dalam membangun Indonesia. Jokowi memberikan pancing, yaitu jalan tol Trans Sumatera, untuk memberikan keuntungan ekonomi kepada warga di sana. ***