JAKARTA - Keinginan Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir mengelola kompetisi sepakbola Indonesia mendapat tanggapan positif dari dunia sepakbola nasional. Terlebih dengan track record  pernah menjabat sebagai presiden klub Inter Milan selama lima tahun, dan terakhir, baru saja masuk dalam jajaran direksi klub sepakbola di liga 2 Inggris, Oxford United, Erick punya pengalaman lebih dari cukup. “Melihat kapasitas Erick, terlebih dengan kesuksesan di Asian Games lalu, serta rekam jejaknya di olahraga nasional, termasuk dalam mengelola basket, saya menilai, Erick punya kemampuan mengelola sepakbola nasional. Namun, jika Erick hanya bersedia mengelola liga atau kompetisinya saja, maka ia harus melakukan lebih dari itu,” ucap mantan pemain nasional era 90-an, Widodo Cahyono Putra.

Manajer klub Bali United ini menambahkan dalam mengelola liga atau kompetisi sepakbola tak hanya unsur bisnis yang menjadi perhatian. “Tapi yang terpenting, perangkat atau infra struktur dalam liga itu sendiri. Mulai dari wasit, pelaksana pertandingan, kualitas stadion dan lain-lain. Erick harus punya tim yang kuat agar semua perangkat liga mendukung profesionalisme kompetisi,” tambah WCP, pangilan akrab Widodo Cahyono Putro.

Hal senada juga diungkapkan mantan pemain persija, Leo Saputra. Tak hanya menghargai keinginan Erick untuk mengelola liga secara bisnis, Leo juga berharap Erick bisa membenahi carut marut kompetisi sepakbola nasional yang integritas dan profesionalismenya tidak kunjung membaik.

“Semua sudah tahu bagaimana kondisi liga sepakbola kita. Tak heran, kualitas timnas senior kita tidak pernah berprestasi tinggi karena buah dari kompetisi yang carut marut. Siapapun, jika ingin mengelola kompetisi liga sepakbola nasional, maka ia harus bisa memberesi hal-hal yang negatif, seperti usaha mengatur pertandingan, kualitas wasit dan perangkatnya, dan banyak hal,” tambah Leo yang selama enam musim membela Persija.

Perjalanan sukses Erick Thohir dalam mengelola olahraga, baik di Indonesia maupun di beberapa klub olahraga mancanegara, memunculkan opini bahwa dirinya punya kapasitas untuk mengurus organisasi cabang olahraga terpopuler, sepak bola dengan menjadi ketua umum PSSI.

Apalagi saat ini posisi Ketua Umum PSSI tengah dijabat rangkap oleh Edy Rahmayadi, yang sejak awal September lalu dilantik menjadi Gubernur Sumatera Utara. Selain itu, melihat perkembangan sepakbola Indonesia yang perlu lebih ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan industri olahraga, sosok Erick sangat dibutuhkan.

“Saya memang tertantang untuk membantu persepakbolaan Indonesia. Namun, tidak sebagai ketua umum PSSI. Saya ini bukan tipe orang yg cocok di birokrasi. Jadi kalau untuk posisi ketua umum PSSI, tidak ingin. Tapi jika ditantang memperbaiki sepak bola Indonesia dalam pengelolaan liga itu menarik buat saya,” tegas Erick Thohir. ***