JAKARTA-Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI, Irjen Pol (Pur) Basaria Panjaitan dalam acara Sarasehan Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) 2018 dengan tema “Jurnalis Perempuan Melawan Korupsi dan Fake News” mengatakan pemberitaan terkait.

Korupsi sangatlah perlu agar banyak masyarakat mengetahui tentang masalah korupsi di Indonesia, di Gedung Dewan Pers, Jumat (16/11/2018).

Kegiatan yang turut dihadiri pembicara yang merupakan Pembina FJPI Bagir Manan, Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo, Pemimpin Redaksi IDN Times, Uni Lubis dan Anggota Dewan Pers Ratna Komala.

Basariah mensupport adanya FJPI, sehingga diharapkan pemberitaan tentang korupsi bisa semakin eksis di tiap daerah. Organisasi yang beranggotakan jurnalis perempuan yang lahir di Medan pada tahun 2007 ini telah berkembang di tiap daerah di Indonesia.

"Saya sangat mengapresiasikan adanya FJPI, bahkan dengan FJPI ini bukan hanya di 7 kota saja, namun kedepan dapat mengembangkan sayapnya hingga 32 provinsi yang ada di Indonesia," katanya saat pembukaan "Sarasehan Forum Jurnalis Perempuan Indonesia Melawan Korupsi dan Fake News" di gedung Dewan Pers Jakarta, Jumat (16/11/2018).

Dikatakan Basaria, selama ini banyak media hadir setiap hari di kantor KPK untuk terus mengawal pemberitaan tentang korupsi. Namun, untuk memberantas korupsi diharapkan bukan hanya media yang berada di kantor KPK saja melainkan dari kantor media lainnya untuk melihat dan memberitakan jika ada permasalahan terkait korupsi.

"Jika kita semua mengawal pencegahan dan pemberantasan korupsi maka tiap daerah maupun instansi akan berkurang terkait masalah ini, sebab kasus korupsi ada 60,5 persen  bidang politik dan yang paling banyak terkena korupsi dari pemberitaan gubernuran, bupati dan petinggi lainnya," ujarnya.

Ia juga menuturkan berita kasus korupsi juga dijumpai di kantor pelayanan satu pintu dengan jumlah 80 persen yang dikategorikan adanya suap. Sehingga dengan adanya FJPI ini, Basaria berharap dapat menjadi sahabat KPK yang ikut memberantas korupsi di Indonesia.

"Mulai hari ini, FJPI dan KPK berkolaborasi dalam memberantas korupsi di Indonesia. FJPI sahabat KPP," ucapnya.

Sementara, Ketua Umum FJPI, Ramdeswati Pohan mengatakan, tidak mudah membangun organisasi FJPI ini. Awal berdiri hanya dengan beberapa jurnalis perempuan yang dengan ikhlas dan tulus untuk meningkatkan kualitas jurnalis perempuan.

"Hingga tahun ini usia FJPI sudah 10 tahun, pertama didirikan di Medan tahun 2007, dan 2011 berkembang ke Aceh, kemudian tahun 2018 berkembang ke Riau, Papua, Papua Barat, Jambi dan Padang," terangnya.

Desi sapaan akrabnya menuturkan misi utama FJPI untuk meningkatkan kualitas para anggota dalam menulis pemberitaan yang isinya bukan berita hoax ataupun berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

“Selama 10 tahun juga sudah banyak dilakukan FJPI seperti pelatihan jurnalistik, sosialisasi maupun seminar dalam meningkatkan pengetahuan para anggota,” tukasnya.

Begitu juga yang dikatakan Pembina FJPI, Bagir Manan, bahwa FJPI adalah gabungan jurnalis perempuan yang hebat. Bahwa, selama ini pemberitaan banyak yang hoax atau disebut fake news. Sehingga dengan adanya pelatihan jurnalis yang sering dilakukan FJPI, maka penulisan pemberitaan jauh dari berita Hoax.

"Saat ini banyak pemberitaan yang dikatakan fake news, bahwa isinya tentang gosip dan sensasi. Bahkan sangat merajalela, padahal ada batasan dalam kaedah kaedah jurnalis. Oleh karena itu, banyak khalayak umum ikut dirugikan," terangnya.

Ia berharap, dengan pengetahuan yang baik dan banyaknya pelatihan maupun seminar yang dilakukan FJPI dapat dijadikan sebuah acuan dalam menulis pemberitaan tanpa merugikan kepentingan umum.*