MEDAN - Wakil Rektor I Universitas Sumatera Utara Prof Dr Ir Rosmayati menyatakan kaum akademisi harus mampu terus mengembangkan diri khususnya bidang inovasi pendidikan dan penelitian yang pada gilirannya memberi manfaat bagi kehidupan. Hal itu disampaikan WR I saat membuka acara Interprofessional Education (IPE) and Interprofessional Collaboration (IPC) di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara, Rabu (14/11/2018).

Hadir dalam kesempatan itu Direktur Utama RS USU Dr. dr. Syah Mirsya Warli, Sp.U (K), Direktur Diklat, Penelitian dan Kerjasama RS USU sekaligus sebagai Ketua penyelenggara kegiatan dr. Sake Juli Martina, Sp.FK. Wakil Dekan I FK USU Dr. dr. Imam Budi Putra, Sp.KK, Dekan FKG USU Dr. drg. Trelia Boel, M.Kes., Sp.R.KG.(K.), Wakil Dekan I FKG USU Prof. Drg. Sondang Pintauli, Ph.D, Dekan Fakultas Farmasi Dr. Dra. Masfria, M.S., Apt. Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan USU Sri Eka Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep, Wakil Dekan I Fakultas Psikologi USU : Eka Danta Jaya Ginting, S.Psi., M.A. Wakil Dekan I Fakultas Farmasi USU Dr. Poppy Anjelisa Zaitun Hasibuan, S.Si., M.Si, serta dr. Mustafa Mahmud Amin, Sp.KJ (K) dan dr Adi Muradi, Sp. KBD (DPJP) selaku nara sumber dalam penyajian kasus.

WR I kemudian menyebutkan, IPE dan IPC sudah lama digagas dan sudah berkali-kali dilaksanakan diskusi dan FGD hingga pembuatan kurikulum.

Menurut Prof Rosmayati, IPE merupakan inovasi yang lagi dieksplorasi di dunia kesehatan sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk melaksanakan interaksi bersama antara berbagai profesi kesehatan yang perlu dikembangkan kemampuan antar profesi agar saling melengkapi yang selama ini belum terintegrasi.

Lanjutnya, dengan selalu berkolaborasi antar berbagai profesi yang tujuannya untuk meningkatkan pelayanan dalam bidang kesehatan juga meningkatkan pemahaman tentang pengetahuan di bidang kesehatan dan tujuan akhirnya melahirkan profesi-profesi di bidang kesehatan yang handal di bidang kesehatan dengan melakukan kolaborasi dan edukasi yang profesional.

"Harapan kami, berbagai profesi yang ada di USU di antaranya kedokteran, farmasi, keperawatan dan profesi kesehatan lainnya dapat bersatu dan bisa bekerjasama. Harapan kami nantinya, anak didik kami yang bergerak di berbagai bidang profesi mampu memberikan pelayanan terbaik mampu berintegrasi antar profesi sehingga anak didik kami bisa menjadi SDM yang handal dan mampu bersaing secara global,’’ harap Prof Rosmayati.

Pada akhirnya WR I berharap, peserta yang mengikuti kegiatan bisa dijalankan dan pasien mendapatkan manfaat besar yang pada gilirannya dapat memajukan RS USU dan berdampak positif bagi kemajuan USU khususnya bidang penelitian.

Sebelumnya Direktur Utama RS USU Dr. dr. Syah Mirsya Warli,Sp.U (K) dalam sambutannya menyampaikan, RS USU merupakan rumpun kesehatan dan merupakan suatu kolaborasi terbaik dalam menangani pasien.

Disebutkannya, IPE dan IPC telah banyak diterapkan di rumah sakit-rumah sakit di luar negeri. Sementara di Indonesia saat ini pelaksaaan IPE dan IPC telah dilaksanakan namun mungkin belum terlaksana dengan baik.

"Ini yang pertama kali kita mencoba merangkul semua tenaga kesehatan di rumah sakit ini sehingga output yang diharapkan dari kegiatan ini sudah terbiasa melakukan kolaborasi ataupun edukasi,’’ harapnya seraya menyampaikan apresiasi dengan dukungan Rektorat USU akan kegiatan itu.

Sementara itu Direktur Diklat, Penelitian dan Kerjasama RS USU yang juga berperan sebagai narasumber pada kegiatan ini dr Sake Juli Martina, Sp.FK dalam materinya menyebutkan bahwa institusi pendidikan dan RS mempunyai tanggungjawab untuk melaksanakan IPE/IPC. Terlebih lagi dengan perubahan paradigma pelayanan kesehatan yang tadinya berorientasi pada dokter sebagai pemegang peran dalam pelayanan kesehatan berubah ke arah Patient Centre Care pelayanan berorientasi pada pasien.

Lebih lanjut dikatakannya, pasien berada di tengah dan sekelilingnya adalah para profesional pemberi asuhan seperti Dokter, Dokter Gigi, Perawat, Gizi Klinis, Farmasi Klinis. Bahkan Psikolog dan Sarjana Kesehatan masyarakat, semua berperan penting dalam perkembangan dan kesembuhan pasien. Hal ini sejalan dengan tuntutan standar akreditasi rumah sakit bahwa rumah sakit itu dituntut harus ada CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi).

"Kenapa kita penting belajar IPE dan IPC” karena pada dunia kerja nyata nanti di lapangan adek-adek harus menjalankan IPC yaitu bekerja dengan cara interkolaborasi berbagai disiplin ilmu sehingga dari sejak masa pendidikan harus terpapar dan terlatih untuk melakukan pendidikan berkolaborasi dengan disiplin ilmu lain. Semua sekolah kesehatan mempunyai kewajiban pembinaan untuk profesionalisme yang siap bekerjasama dan menghargai toleransi kepada profesi lain sehingga kita semua saling berkolaborasi dengan sebagaimana mestinya,’’ ujarnya.

Sementara dr. Mustafa Mahmud Amin, SpKJ (K) saat menyampaikan materinya terkait konsep IPE/IPC mengatakan, saat ini kurikulum IPE/IPC di fakultas sedang disusun dan diupayakan untuk segera dimasukkan dan diterapkan dalam kurikulum pendidikan di Universitas Sumatera Utara.