MEDAN-Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menghadiri acara Temu Nasional Forum Partisipasi Publik Untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (PUSPA) 2018, Senin (12/11) di Grand Aston City Hall Hotel Medan.

 Pada kegiatan yang dibuka Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak RI Prof Dr Yohana Yambise tersebut, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi  memberikan apresiasi kegiatan Temu Nasional PUSPA 2018 yang dilaksanakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak yang dilaksanakan di Provinsi Sumatera Utara.

Karena menurut Gubernur Sumut saat ini kurang aman untuk usia anak-anak dan perempuan yang memang orang-orang lemah, khususnya di Sumatera Utara.

 Edy juga mengatakan bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak saat ini semakin sering terlihat baik dari media sosial maupun kehidupan sehari-hari. “Saat ini kekerasan itu terjadi di daerah yang aman dan damai, Padahal pegalaman saya di TNI, saat mengikuti perang. Jika bertemu perempuan dan anak perang itu harus berhenti, tapi kini yang terjadi kita lebih buruk dari hukum rimba di hutan,” sebut Edy.

 Oleh sebab itu, Edy sangat mengapresiasi kegiatan ini karena juga turut melibatkan partisipasi publik. “Mudah-mudahan dengan kegiatan yang mengusung tema Sinergi untuk Percepatan Pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ditemukan program-program dan rumusan-rumusan dalam mengatasi persoalan perempuan dan perlindungan anak khususnya di Provinsi Sumatera Utara bisa teratasi,” ujar Edy.

 Pada pertemuan ini, Edy berharap ada hasil yang didapat sehingga bisa diimplimentasikan dalam upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak-anak di Sumatera Utara. “Masa depan provinsi Sumatera Utara ini juga tergantung dengan berjalannya pemberdayaan perempuan dan perlindungan terhadap anak-anak,” terang  Edy.

 Untuk diketahui, Kegiatan Temu Nasional PUSPA 2018 tersebut di buka oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Yohana Susana Yambise yang ditandai dengan pemukulan gong.

 Pada kesempatan yang sama, Menteri Pemberdayaan Perempuan berharap agar perempuan di Indonesia harus bangkit, karena sampai saat ini masih jarang dilihat keberadaan perempuan di tengah-tengah masyarakat.

Perempuan itu lanjutnya, harus unjuk ‘gigi’. Perempuan pun harus bangkit, karena jarang orang berbicara tentang perempuan dan anak. Melalui forum ini kita harus punya komitmen untuk membangun.

   Investasi terbesar menurut Yohana  itu ada pada perempuan dan anak. Bangsa itu belum maju, belum bebas dari kemiskinan bila perempuan belum berada di garis aman. “Perempuan Indonesia yang menyelamatkan bangsa ini kedepan, mereka harus dijaga, diangkat, dilindungi, jangan ada lagi kekerasan terhadap mereka,” ujar Yohana.*