LABUHANBATU - Sejumlah Kepala Unit Pelayanan Teknis (KUPT) Dinas Pendidikan, Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri se-Kabupaten Labuhanbatu, mengaku mendapat tekanan dari oknum yang menjajakan dagangannya.

BACA JUGA : 12 Tahun Menderita Tumor Ganas, Begini Kondisi Terkini Sampir

Pasalnya, setiap KUPT yang menolak untuk tidak membeli barang dari oknum yang mengaku keluarga orang nomor satu di Kabupaten Labuhanbatu, mereka dipaksakan untuk membuat pernyataan tertulis dengan menolak mengambil pengadaan barang itu.

"Bagaimana kami mau menolak, kalau kami tolak takutnya ada dampak bagi jabatan kami. Ibarat buah simalakama," Sebut salah seorang KUPT yang minta namanya tidak disebutkan, Rabu (31/10/2018).

Dia juga mengakui, harga satu set rebana, dan panduan layanan fardu kifayah, serta perlengkapan jenazah, harganya mencapai 5 jutaan.

"Dan pembayaran melalui penggunaan anggaran Dana Bos. Bukan hanya itu saja, hal terkecil untuk pas photo siswa aja harus melalui satu pengguna," tuturnya.

Salah seorang ketua komite sekolah mengaku sangat kecewa terhadap para oknum yang mengaku dekat dengan orang nomor satu di Pemkab Labuhanbatu. Apalagi tindak tanduk oknum tersebut terkesan memaksakan sekolah-sekolah untuk mengambil barang barang dagangan mereka.

"Masih banyak lagi yang lebih penting untuk keperluan sekolah, untuk menunjang pelajaran kurikulum dan pengadaan bangku dan meja sekolah yang sudah rusak. Itu lebih penting," bebernya.

Dia pun meminta kepada Plt Bupati Labuhanbatu, H Andi Suhaimi Dalimunthe dan Kepala Dinas Pendidikan kabupaten Sarimpunan Ritonga, menertibkan para pedagang yang masuk ke sekolah sekolah di Kabupaten Labuhanbatu.

"Agar nama baik Bapak Andi Suhaimi Dalimunthe, tetap terjaga baik. Tidak dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk mencari keuntungan yang dapat mencoreng nama baik pendidikan Kabupaten Labuhanbatu," harapnya.