BATUBARA-Petugas para medis dan Tenaga Kerja Sukarela (TKS) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Batubara gajian.

Namun tidak demikian halnya dengan 25 honorer yang terdiri dari petugas kebersihan, keamanan dan teknisi sehingga menyebabkan mereka gigit jari.

Sebab, meski ratusan tenaga medis dan TKS lainnya bisa menarik lembaran rupiah lewat buku rekeningnya masing-masing.

Pasalnya, buku rekening mereka sejak Januari 2018 lalu tak lagi disinggahi rupiah kiriman instansi pemerintah yang membidangi. "Sejak Januari hingga Oktober ini, kami belum juga menerima gaji. Sedangkan gaji honorer para medis dan TKS lain lancar terus.

Dijelaskannya, hari ini petugas selain mereka menerima gaji kembali. "Hari ini mereka gajian lagi, kami cuma bisa gigit jari," kata Ika salah seorang honorer di RSUD Batubara yang tidak menerima gaji sejak 10 bulan terakhir, kepada wartawan, Rabu (17/10/2018).

Menurut Ika, lantaran gaji tak kunjung dibayar, Selasa kemarin mereka melakukan aksi mogok kerja. "Aksi itu sebagai bentuk protes kepada instansi yang bertanggungjawab atas gaji kami. Kami butuh makan, beli susu dan biaya sekolah anak. Kalau gaji enggak dibayar kami mau makan apa," ungkapnya dengan nada kesal.

Aksi Mogok 25 Honorer Dibenarkan Direktur RSUD Batubara

Aksi mogok 25 honorer RSUD Batubara tersebut dibenarkan Direktur RSUD Batubara, dr Juri Freza.

Kata dia, dampak mogoknya petugas kebersihan berakibat pelayanan kesehatan di RSUD terhambat. "ASN dan para medis terpaksa diberdayakan merangkap sebagai cleaning servis," kata Reza.

Kasus memilukan yang dialami pekerja di RSUD ini membuat anggota Komisi C DPRD Sumatera Utara Zulkifli, S.Pdi terharu.

Menurut Zulkifli, pemberitaan soal honorer di RSUD Batubara sudah cukup viral.

Diapun meminta dinas terkait untuk segera menuntaskan kasus tersebut. "Kita meminta Plt Bupati Batubara turun tanggan agar rakyat merasa punya pemimpin," pintanya.

Terkait honorer yang terkategori miskin dan dampak gaji tidak dibayar berakibat kebutuhan hidupnya jadi terancam, anggota DPRD Dapil III Sumut meliputi Kabupaten Batubara, Asahan dan Tanjung Balai itu juga meminta dinas sosial setempat tanggap. "Dinas sosial harus tanggap dalam penanggulangan kemiskinan. Ulurkan bantuan dan jangan tunggu ada yang mati kelaparan," pinta Zulkifli.