TEBINGTINGGI - Penberian nama Kolam Renang “Sakura” menuai kontroversi. Sejumlah elemen mengecam, tindakan itu merupakan langkah keliru berdampak hilangnya ikon budaya lokal.

Pembangunan tahap akhir sarnana umum kolam renang berbasis uang rakyat berbiaya Rp4,1 Milyar besutan Disporabudpar itu dikritik masyarakat.

Publik menyoal, keputusan pencantuman nama Kolam Renang “Sakura” dinilai tidak mencerminkan originalitas masyarakat untuk mengangkat budaya lokal sebagai kekayaan budaya.

Keanekaragaman kultur budaya Tebingtinggi terbilang cukup tinggi.Keragaman agama, suku, budaya dan keanekaragaman seni, tokoh pahlawan hingga atlet berprestasi bahkan nama sungaipun dinilai cukup memungkinkan disepakati sebagai nama kolam renang disana.

Kondisi itu memicu protes keras tokoh pemuda Tebingtinggi Nur,ain. pihaknya menekankan, bahwa tindakan pencantuman nama bunga asal negeri Sakura itu tidak mewakili kinerja dalam menjunjung tinggi etika lokal.

Tokoh muda itu menyesalkan, nama Sakura dianggap tidak menjadi keterwakilan ikon Budaya atau ketokohan bahkan nama seratusan ikon yang dimiliki kota Lemang.

“Nama “sakura” dinilai tidak mencerminkan ikon keterwakilan Indonesia maupun lokal, sisi lain pembangunan kolam dibangun pakai dana rakyat, dan bunga Sakura tidak dikenal disemenanjung Nusantara,diduga ini merupakan upaya pengkaburan budaya lokal,” tegasnya.

Upaya menoreh jawaban terkait alasan pencantuman nama melalui Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga dan Pariwisata (Disporabudpar) Drs Jumpa Ukur Sembiring tidak membuahkan hasil maksimal.

Digedung komplek Kantor Disporabudpar kawasan Jl Senangin, upaya konfirmasi kru media berhasil menyisir keberadaan Sekretaris Bernama Sugeng.

Walau tidak menorehkan jawaban,akan tetapi keberadaan staff Dispora bernama Syafwan ,Tarigan dan Zulham menorehkan jawaban.

Kembali dikonfirmasi, Keempat ASN itu terlihat bingung. “Pencantuman nama Sakura itu belum final , masih ecek ecek,'" ujar seorang staf sore itu.

Seorang PNS bermarga Tarigan menimpali terkait nama Sakura. Menurut pria berkumis itu, pihak Dispora mengaku sudah melayangkan nama kepada pimpinan tertinggi.

”Pilihlah nama bunga,” kata pria menirukan jawaban pimpinan itu.

Sementara kepala Bidang Olahraga Disporabudpar Pemko Tebingtinggi,Nelce enggan berkomentar terkait persoalan itu.

”Saya tidak tau dan tidak bisa berkomentar,beliau lagi rapat,kita tunggu besok bagaimana tanggapan Kadis soal pencantuman nama “Sakura”di kolam renang Tebingtinggi.***