MEDAN – Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagub Sumut) Muja Rajekshah memuji startup karya sekelompok pemuda Sumut yang terpilih untuk mengikuti kompetisi internasional yaitu Asia Pacific ICT Alliance Awards (APICTA Awards) 2018, di Guangzhou, China pada 9-13 Oktokber 2018.

Startup buatan anak Sumut ini bernama Kepul, yakni aplikasi jasa jual sampah daur ulang secara daring. Adapun pemuda-pemudi tersebut yakni Abdul Latif Nasution dan Afrizal Yusuf Rangkuti sebagai founder serta anggota Novira Naili Ulya Siregar dan Amalia Rahmi Simanjuntak.

“Ini merupakan prestasi dan karya yang patut kita banggakan. Saya senang melihat pemuda-pemudi Sumut berprestasi apalagi sampai ke tingkat internasional. Ini sudah pasti akan kita dukung,” ujar Wagub Musa Rajekshah atau yang biasa disapa Ijeck, saat menerima Abdul dan rombongan, di ruang kerjanya lantai 9 Kantor Gubernur Jalan Diponegoro Nomor 30 Medan, Selasa (25/9/2018).

Ijeck, yang juga didampingi Kepala Dinas Kominfo Sumut M Fitriyus, berharap pemuda-pemudi lainnya di Sumut juga mengikuti jejak Abdul dan kelompok, yakni memanfaatkan teknologi digital untuk menciptakan karya yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat banyak. Bukan sebaliknya, terpengaruh dengan hal-hal negatif yang tersebar luas di internet.

“Internet itu memang sangat bebas. Hanya kalian yang bisa mengontrol dan mengatur diri kalian. Banyak dan kaya sekali internet itu. Perkembangan teknologi itu tidak bisa kita lawan, tapi sebaliknya kita rangkul dan gunakan untuk sesuatu yang positif,” ujarnya.

Ijeck kagum dengan aplikasi Kepul yang diciptakan Abdul dan kelompoknya. Selain mengatasi masalah sampah, juga akan membantu perekonomian masyarakat pengepul sampah. Ijeck berpesan agar kesempatan berangkat ke China dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menambah ilmu.

“Saya ucapkan terima kasih karena telah mengharumkan nama Sumut. Semoga pulang membawa sesuatu, pengalaman, ilmu, dan aplikasi yang dilombakan memenangkan kompetisi. Dan selanjutnya, dikembangkan sekembalinya ke Sumut,” pesan Ijeck.

Sementara itu, Abdul menceritakan bahwa Kepul ini merupakan aplikasi yang diciptakan dirinya dan Tim pada tahun 2017. Saat itu, Ia dan rekan-rekannya masih menjadi mahasiswa Informasi Teknologi USU.

“Awalnya kita berpikir bagaimana membuat aplikasi yang mirip seperti aplikasi transportasi daring yang sudah ada, tapi bisa dimanfaatkan untuk jasa jual sampah daur ulang. Sehingga aplikasi ini dapat menjadi solusi terhadap masalah sampah, di sisi lain masyarakat juga dapat mengubah sampah menjadi rupiah,” papar Abdul.

Lebih lanjut diungkapkan Latif, aplikasi jasa pengumpulan sampah daur ulang ini dilakukan melalui pengepul-pengepul (tukang botot) yang ada di sekitar tempat tinggal masyarakat. Jadi pengguna aplikasi yang ingin mengumpulkan sampah daur ulang miliknya dapat mencari pengepul terdekat dari rumahnya melalui aplikasi Kepul dengan memanfaatkan sistem navigasi GPS. Tentunya, sampah yang diterima merupakan sampah berupa kertas, plastik, logam dan barang yang dapat di daur ulang lainnya.