JAKARTA - Setelah mendapat penolakan sejumlah elemen masyarakat di Riau. Acara Kirab Satu Negeri bertema "Bela Agama Bangsa Negeri" di Langkat juga ditolak.

Sekelompok massa di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut), membubarkan kegiatan silaturahmi dalam rangka Kirab Satu Negeri bertema "Bela Agama Bangsa Negeri" yang diselenggarakan oleh PC GP Ansor Kabupaten Langkat, Rabu (19/9/2918).

Massa beralasan kegiatan tersebut akan menyebarkan Islam Nusantara. Kelompok massa yang menolak kegiatan PC GP Ansor di Kecamatan Tanjungpura di antaranya Kesultanan Langkat, Front Pembela Islam (FPI), tokoh masyarakat Muslim dan pemuda Muslim.

Warga mencabut sejumlah atribut kegiatan GP Ansor yang dipasang di sekitar gedung dan jalan. Massa juga membakar baliho di Jalan Sudirman.

Dari pantauan, ratusan warga menggeruduk dan langsung masuk ke gedung tempat kegiatan akan berlangsung. Mereka lalu meminta kepada panitia agar menghentikan kegiatan rangkaian dari Kirab Satu Negeri itu.

Sempat terjadi adu mulut antara pihak masyarakat dan panitia. Namun, aksi itu akhirnya ditengahi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Langkat, FPI, dan sejumlah tokoh masyarakat. Mereka meminta agar kegiatan tersebut segera dibubarkan.

Sebelumnya acara yang seyogianya digelar di halaman Gedung Bina Pancasila Tanjungpura yang berfungsi menjadi atau museum pada Selasa sore, juga mendapat penolakan dari Kesultanan Langkat yang dipimpin oleh Raja Stabat Sultan Chandra, FPI, dan kelompok masyarakat. Mereka tidak mengizinkan acara PC GP Ansor digelar di halaman museum.

Kegiatan akhirnya ditunda dan digelar Rabu (19/9/2018) di Gedung Nasional Tanjungpura. Namun, massa terus meminta kepada panitia untuk menghentikan kegiatan. Bahkan, massa merampas dan mencabut baliho GP Ansor yang terpasang serta membakarnya. Karena banyaknya massa, polisi akhirnya melarang kegiatan tersebut dilaksanakan demi keamanan warga Tanjungpura.

Raja Stabat Tengku Candra mengatakan, kegiatan PC GP Ansor di Tanjungpura harus dibubarkan karena mereka tidak mau ada isu penyebaran ajaran Islam Nusantra di Kabupaten Langkat. Penolakan itu telah disepakati bersama oleh Kesultanan Langkat bersama sejumlah tokoh organisasi masyarakat dan tokoh masyarakat.

"Jelasnya dari pihak Kesultanan Langkat bersama masyarakat Kabupaten Langkat memang menolak. Kami tidak menginginkan mereka membuat acara di daerah Tanjungpura. Tadi malam kami bersama beberapa ormas dan tokoh masyarakat sudah sepakat menolak kegiatan ini," paparnya.

Tengku Chandra mengatakan, kegiatan GP Ansor dikhawatirkan menimbulkan keributan dari masyarakat setempat. Karena itu, mereka lebih baik mencegahnya sejak awal.

"Kan lebih baik minta, tutuplah acara ini daripada nanti terjadi aksi-aksi yang tidak diinginkan dari kedua belah pihak. Kami memang tidak menginginkan adanya kegiatan seperti ini lagi di Kabupaten Langkat. Kami minta di Kabupaten Langkat ini tetap satu Islam, tetap satu kepemimpinan, dan tetap satu akidah," kata Tengku Candra.***