PEKANBARU - Deklarasi ganti Presiden di tahun 2019, adalah bagian dari yang ditawarkan sebagian anak bangsa, demi mewujudkan rasa cinta dengan cara yang demokratis. Hal ini diungkapkan Bambang Wahyu dari Public Relation 2019 Ganti Presiden Pekanbaru.

"Riau ganti Presiden 2019, adalah merupakan semangat yang ditawarkan oleh sebagian budak-budak Riau dalam rangka menjemput kerinduan akan negeri yang bahri. Memang, ini adalah sebuah tawaran subyektif, tetapi bukan pulak sesuatu yang haram untuk ditimang. Ia lahir dari rahim konstitusi yang sah. Lahir dari semangat percintaan yang gegap pada negeri," ujarnya, Selasa (21/8/2018) kepada GoNews.co.

Menurutnya, semua elemen bangsa juga memiliki hak yang sama dalam menterjemahkan berbagai peristiwa yang terjadi. Dan kebesaran nama Indonesia, bukan di sebabkan karena terjadinya satu sudut pandang, tapi ia dibesarkan oleh aneka persilangan pandang, di manapun wilayah serta motifnya. "Sebab, leluhur kita meyakini bahwa batang pohon bisa berdiri tegak dan kokoh, disebabkan akarnya menjulur ke serata angin," tandasnya.

Dalam surat yang dikeluarkan oleh Majelis Pemuda Pancasila Provinsi Riau, dengan nomor surat : 67.AI/MPW-PP/R/VIII/2018, perihal : Pemberitahuan Keberatan, yang dilayangkan pada Ka. Polda Provinsi Riau, tanggal 20 Agustus 2018, di alenia ke-3 (tiga), begitu menusuk. Secara tak langsung, kata dia, organisasi ini telah menodai asas keberagaman yang di jabarkan oleh Pancasila.

Dalam surat tersebut, organisasi ini menjadikan sila ke 3 pada Pancasila sebagai alas argumentasi sehingga memunculkan pernyataan sikap yang begitu vulgar. "Apabila tetap berjalan kami akan menurunkan masa Pemuda Pancasila se Provinsi Riau untuk membubarkan acara tersebut, karena telah menodai sila ke-3 dari Pancasila dan semangat Bhineka Tunggal Ika" (mengutip surat MPW PP Prov. Riau).

"Aneh, mengapa pernyataan sama tidak meraka lakukan pada lebih dari seribu orang santri yang mengatas namakan Forum Santri Riau (FSR) ketika mereka melaksanakan deklarasi dukungan terhadap Presiden Jokowi bertempat di gerbang Bandar Serai/Purna MTQ tertanggal 2 Agustus 2018? Dan apakah komunitas Deklarator ganti Presiden 2019 mengusik itu? Tidak, sebab forum ini sadar bahwa perbedaan pandang merupakan hak yang paling hakiki bagi tiap warga negara sepanjang ideologi negeri ini tidak dicundangi," ujarnya.

Pada teks yang lain pulak dalam surat tersebut di alenia yang sama "menodai semangat Bineka Tunggal Ika".

"Wahai tuan yang budiman, apa yang Tuan fahami dari kata "Bhinneka"? ijinkan saya memberi sedikit pemahaman tentang apa itu "Bhinneka". Kata Bhinneka di kutip dari kitab kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular, di kisaran abad ke 14. Kata Bhinneka itu sendiri memiliki arti "beraneka ragaa" kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti macam dan menjadi pembentuk kata aneka dalam bahasa Indonesia. Maka, kalimat "Binneka Tunggal Ika" sangat jelas makna dalam perspektif umum "Berbeda-beda tapi satu tujuan," urainya.

"Memang, betapa bijak dan cerdasnya para pendahulu negeri ini dalam memilah kalimat, beliau sadar betul dengan corak warna bangsa ini, sehingga memutuskan kalimat itu menjadi alas falsafah negeri yang tercinta, Indonesia,"

Pertanyaannya lanjut dia, adakah yang salah dengan tujuan ingin mengganti Presiden di tahun 2019?

"Saya yakin, tentu tuan jawab dengan kata Tidak salah. Dan apakah niat ingin mengganti Presiden di tahun 2019 adalah merupakan tindakan perlawanan pada pemerintahan yang sah? Kami masih yakin bahwa jawabannya pun tetap sama, bukan bentuk perlawanan apalagi pemberontakan.

Apabila pekerjaan yang amat benar, tidak boleh orang berbuat onar. (Gurindam 12, pasal 7). Deklarasi ganti Presiden tahun 2019, adalah merupakan antitesa dari kegelisahan sebagian anak bangsa ini.

"Kerisauan itu tidaklah muncul serta merta, ia hadir dari ragam akumulasi kekecewaan. Kami fikir itu wajar dan konstitusi, maka bukanlah sesuatu yang haram apabila saat ini kita saling bersilang cinta dan bersilang faham dalam memaknai perbedaan sudut pandang. Kita sama-sama memiliki kebebasan untuk membangun persepsi demi menjemput keputusan yang telah di fitrahkan oleh sang khalik," pungkasnya.***