MEDAN-Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) terus menggenjot program menuju satu data Indonesia. Dalam program tersebut, kini tengah menggarap ke sektor perkebunan.

"Data perkebunan merupakan subtopik dari program menuju satu data Indonesia. Upaya satu data ini merupakan instruksi dari Presiden Joko Widodo tidak tertulis pada tahun 2016. Nantinya, semua sektor akan menuju kesana yakni satu data dari BPS," ungkap Kepala BPS Sumut Syech Suhaimi disela-sela workshop bertema Statistik Tanaman Perkebunan di Hotel Four Point, Medan, Selasa (24/7/2018).

Diutarakan Suhaimi, melalui workshop yang diikuti oleh para pelaku usaha perkebunan di Sumut baik milik pemerintah maupun swasta diharapkan muncul kesadaran untuk memberikan data ke BPS. "Respon dari mereka cukup positif. Oleh karenanya, dihimbau agar secepat mungkin menyampaikan data," katanya.

Suhaimi menjelaskan, data perkebunan yang dilakukan melalui survei ke lapangan, menyangkut jumlah perusahaan hingga menyangkut hal lainnya. "Data perkebunan yang kita himpun meliputi jumlah perusahaan, produksi, luas lahan, tenaga kerja hingga jenis tanaman yang ditanam. Data perkebunan dari hasil survei kita ini merupakan terbaru pada tahun 2017 yang dilakukan secara triwulan maupun per tahun," terangnya.

Menurut Suhaimi, dari data yang ada bahwasanya peranan sektor perkebunan cukup dominan terhadap perekonomian Indonesia yakni sekitar 3,68 persen. Sedangkan untuk Sumut angkanya di atas 5 persen.

"Peranan perkebunan Sumut terhadap perkebunan nasional mencapai 20 persen. Untuk komoditas hasil perkebunan yang diekspor keluar Sumut sudah mencapai 23 persen," bebernya.

Disinggung mengenai data yang disampaikannya ada terjadi penurunan jumlah perusahaan dan luas area lahan perkebunan selama tiga tahun terakhir, Suhaimi tak menampik. Namun, ia mengaku pihaknya tak sampai menelusuri penyebabnya apa sehingga terjadi penurunan.

"Memang realitanya seperti itu terjadi penurunan jumlah perusahaan dan luas lahan perkebunan. Tapi kita hanya sebatas mendata unsur makronya saja dan tidak terlalu mendalam," ucapnya.

Ia menambahkan, jenis perkebunan yang mendominasi di Sumut adalah sawit dan karet. Selanjutnya, kakao, kopi, teh dan tebu.

Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo menginginkan agar persoalan data dipusatkan ke BPS. Hal ini lantaran sering munculnya perbedaan data di antara kementerian/lembaga. Oleh karenanya, digulirkan rencana program menuju satu data Indonesia.