PEKANBARU - Cepatnya penanganan kebakaran yang terjadi di kawasan wisata alam 'Raja Ampatnya' Riau, Ulu Kasok beberapa waktu lalu mendapat apresiasi dari Pemerintah Provinsi Riau. Dimana lokasi yang terbakar saat itu sekitar tiga hektare lahan yang berada dikawasan wisata alam Ulu Kasok Kabupaten Kampar.

Reaksi cepat yang dilakukan tim dari BPBD Kampar, akhirnya membuahkan hasil, api pun berhasil dijinakkan pada Kamis sore harinya.

"Pertama tentu kita sangat-sangat mengapresiasi para petugas dari BPBD yang dipimpin Kepala Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar, Adi Chandra," ujar Kepala Dinas Pariwisata Riau, Fahmizal Usman kepada GoRiau.com, Sabtu (21/7/2018).

Fahmizal juga menjelaskan, operasi pemadaman tersebut melibatan puluhan tim gabungan satuan tugas penanggulangan Karhutla, terdiri dari TNI, Polri, BPBD, masyarakat hingga pemerintah setempat.

Selain itu, operasi pemadaman juga dilakukan dengan menggunakan dua unit mobil pemadam kebakaran serta sejumlah mesin pemadam portabel. Selama pemadaman berlangsung, ia mengakui tim sempat dihadapkan dengan sejumlah kendala seperti kondisi geografis yang terjal sehingga menyulitkan pemadaman.

"Meski begitu alhamdulillah berkat kerja keras teman-teman semuanya kebakaran berhasil diatasi," ujarnya.

Berkaitan dengan upaya pencegahan terjadinya kebakaran lahan di lokasi destinasi wisata alam ini kata Fahmizal Usman, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk BPBD Provinsi, BPBD kabupaten dan TNI-Polri.

"Upaya pencegahan sebenarnya tidak hanya dilakukan saat kejadian. Bahkan kita sudah berkoordinasi dengan pihak terkait, dengan memberi imbauan kepada masyarakat untuk sama-sama memantau dan melakukan penjagaan," tandasnya.

"Bahkan saat ini BPBD Riau yang dipimpin pak Edwar Sanger juga memiliki program yang bagus yakni 'Desa Tanggap Api'. Ini juga upaya yang baik untuk pencegahan," urainya.

Jadi kata dia, jika terjadi bencana yang berimbas ke objek wisata, pihaknya segera berkoordinasi yang pertama kepada BPBD, yang kemudian diteruskan ke kepala desa setempat.

"Bahkan untuk destinasi wisata buatan, kita juga mewajibkan bagi para pengelola untuk menyiapkan pencegahan awal. Dimana para pengelola wisata harus selalu melakukan pengecekan seperti listrik, reaksi cepat dan komunikasi, dan harus standbay racun api," jelasnya.

Disinggung soal apakah ada penurunan jumlah pengunjung pasca terbakarnya lahan di Ulu Kasok, Fahmizal mengatakan tidak.

"Tidak, tidak ada penurunan, bahkan saya sudah berkomunikasi dengan Kadis Pariwsata Kampar, sampai hari jumlahnya malah meningkat. Pertama memang, faktornya adalah warga penasaran dengan kebakaran itu," tukasnya.

Lagipun kata dia, sebenarnya yang terbakar adalah wilayah sekitar view. "Jadi begini, yang terbakar itu lahan menuju viewnya. Kalau lokasinya (tempat wisata berkunjung, red) sendiri, aman dan tidak ada kebakaran," paparnya.

"Sekali lagi, yang terbakar adalah kawasan menuju lokasi, view tetap aman. Jadi untuk menikmati viewnya tetap aman sampai sekarang," pungkasnya.***