PONTIANAK - Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang (OSO) tidak pernah bisa melupakan sejarah, peran dan jasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) saat menentang dan menumpas komunis di Indonesia. Salah satunya kiprah HMI di Kalimantan Barat (Kalbar).

Oso mengatakan pada 1965 ada posko HMI di Jalan Penjara (sekarang Jalan KHW Hasyim), Pontianak, yang menjadi tempat para mahasiswa melakukan gerakan untuk menumpas perbuatan makar komunis.

"Tahun 1965 tidak bisa saya lupakan sejarah terhadap HMI ini. Dulu ada posko HMI di Jalan Penjara, yang di situlah pusat pembelaan terhadap negara yang dilakukan mahasiswa Islam Indonesia," kata Oso saat membuka Sosialisasi 4 Pilar "Memperkukuh Wawasan Kebangsaan dalam Menjaga Keutuhan NKRI" yang terselenggara atas kerja sama Badan Koordinasi (Badko) HMI Kalbar dengan MPR di Auditorium Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalbar, Jumat (20/7).

Dalam kegiatan yang dihadiri Pimpinan Badan Sosialisasi MPR Bachtiar Ali, itu, Oso mengatakan sejarah ini tidak pernah boleh dilupakan oleh masyarakat, termasuk para kader HMI. Sebab, kata dia, di situlah HMI berjuang melawan gerakan komunisme yang ingin mengganti ideologi Pancasila.

"Di situlah HMI bergerak dan berjuang mempertahankan ideologi Pancasila dari tindakan-tindakan makar komunis. Ini sejarah, dan sejarah tidak bisa dibuang," kata ketua DPD RI itu.

Oso berpesan saatnya sekarang ini tahun kebangkitan generasi muda termasuk kader HMI. Karena itu, Oso berharap HMI bisa memperkuat ketahanan nasional.

"Karena masa depan bangsa ini ada di tangan kalian semua," ungkap Oso disambut tepuk tangan ribuan mahasiswa dan kader HMI.

Oso pun berharap lebih banyak lagi kader-kader HMI yang bisa berkiprah tidak hanya di level nasional, melainkan internasional. "Jangan lupa, nasib bangsa ini ada di tangan kalian semua," kata Oso.

Ketua Badko HMI Kalbar Muhammad Faiz mengatakan Sosialisasi 4 Pilar ini merupakan rangkaian Advance Training HMI. Advance Training ini merupakan pelatihan kader tertinggi di HMI.

Dia menambahkan Advance Training bertujuan menciptakan kader yang bisa menjawab kompleksitas problematika umat dan bangsa.***