BELAWAN- Ratusan siswa Madrasah Aliyah Persiapan Negeri 4 Medan (MAPN) Jalan Raya Perumahan Griya Martubung  menggelar aksi di halaman sekolah. Dalam aksinya mereka menuntut pencopotan Kepala Sekolah (Kepsek), Nurcholida M. Pdi yang diduga melakukan pungutan liar (pungli) terhadap para siswa.
 
Menurut keterangan salah satu siswa, M. Adamsyah mengatakan, para siswa disini mempertanyakan soal dana pemilihan jurusan yang dikutip pihak sekolah kepada siswa ajaran baru.
 
"Setiap tahun ajaran baru, sekolah ini membebankan untuk membayar sebesar Rp. 100 ribu untuk pemilihan jurusan" kata M. Adamsyah yang merupakan siswa kelas XI Jurusan agama kepada GoSumut di lokasi, Selasa (17/7/2018)
 
Hal serupa juga dikatakan Putri Anisa. Bagi siswa yang akan melaksanakan ujian pemilihan jurusan di wajibkan membayar Rp.100.000.  "Sebelum pemilihan jurusan, kami harus melaksanakan ujian dahulu bang. Dan saat itu juga, uang itu langsung di berikan," ungkap Gadis berparas cantik ini.  
 
Selain melakukan pungutan liar (pungli) terhadap para siswa, kata Putri Kepala Sekolah (Kepsek) Nurkholida M. Pdi juga di tuding menelap uang pembangunan sekolah yang disebut-sebut jumlahnya mencapai ratusan juta Rupiah.
 
"Setiap Tahun ajaran baru siswa di sini harus membayar uang adminitrasi pembangunan sebesar Rp. 1.000.000/ siswa," kata siswa kelas x jurusan IPS ini seraya menambahkan bahwa uang tersebut akan digunakan untuk membeli pakaian Pramuka dan Olahraga.
 
Sementara, Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Persiapan Negeri 4 (MAPN 4 ) Kota Medan Nurcholida M. Pdi ketika dikonfirmasi, mengaku bahwa ada pengutipan untuk pemilihan jurusan di sekolah tesebut.
 
"Kalau soal pengutipan itu saya sudah dengar. Tapi belum ada laporannya kepada saya. Dan soal berapa jumlah tidak mengetahuinya," kata Nurcholida dengan nada enteng.
 "Soal pengutipan itu sebenarnya tidak ada masalah. Karena ini kan sekolah swasta, jadi boleh saja kalau dikutip uang pembangunan," kata Nurcholida mengakhiri.
 
Berdasarkan Pantaun GoSumut, Dengan membawa berbagai banner tuntutan, seperti pencopotan kepala sekolah mereka terus melakukan orasi.