MEDAN- Kasus gizi buruk hingga saat ini masih 'menghantui' Kota Medan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Medan, kasus gizi buruk hingga bulan Juni 2018 sebanyak 82 kasus. Oleh sebab itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan drg Usma Polita Nasution mengklaim fokus mengatasi gizi buruk terhadap para anak, sebab kasus ini sangat kompleks. Hal ini banyak faktor antara lain dari sisi ekonomi sehingga tidak bisa memenuhi gizi kepada anak-anaknya, terutama bayi lima tahun (balita).
 
 
Kemudian dari sisi pendidikan dari orang tua si balita tersebut, memandang pentingnya gizi untuk anak-anak. Terutama dalam 1.000 hari kehidupan, dari si bayi dalam kandungan hingga lahir. Selain itu, juga menggalakkan air susu ibu ekslusif. Hal ini juga sangat berperan, yakni menyarankan para ibu agar menjalankan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). 
 
"Ini yang sedang kita budayakan, agar para ibu tidak condong kepada susu formula untuk bayinya. Terutama usia si bayi hingga 6 bulan. Ini tentunya menjadikan anak lebih sehat, cerdas serta punya ikatan bathin yang kuat dengan ibunya," kata Usma kepada wartawan usai acara Halal Bihalal dengan tema 'Tingkatan Jalinan Silaturrahim untuk Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Profesional dan Berkualitas' di Medan, Senin (16/7/2018).
 
Usma mengaku, menyikapi gizi buruk dengan cara pendekatan langsung ke masyarakat, dengan program Indonesia Sehat, bekerjasama dengan rumah sakit, Puskesmas dan klinik yang ada di Kota Medan. 
 
Disebutkannya, kasus gizi buruk tahun 2017 sebanyak 99 kasus. Di tahun 2018 hingga Juni masih ada sebanyak 82 kasus. "Ini memang masalah kita bersama, tetapi yang terpenting bagaimana memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang gizi buruk ini, terutama bagi orang tuanya yang dua-duanya bekerja, sehingga anaknya tidak terawasi dengan baik," bebernya.
 
Sementara Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Medan dr Shereivia Faradillah menambahkan selama 2017 Puskesmas yang tidak memiliki kasus gizi buruk ada sebanyak 16 Puskesmas yakni Simalingkar, Amplas, Tegal Sari, Medan Denai. 
 
Puskesmas Kotamatsum, Medan Area, Teladan, Pasar Merah, Medan Polonia, Padang Bulan, Bestari, Rantang, Gl Kota, Pulo Brayan, Sei Agul dan Titi papan. "Untuk kasus ini, kita sudah punya tim satgas gizi buruk," ujarnya.
 
Disinggung terkait acara Halal Bihalal, Usma mengungkapkan, bahwa acara tersebut rutin dilaksanakan. Hal ini juga sekaligus menjalin silaturahim dengan sesama pegawai Dinkes Medan dan mitra kerja serta SKPD. "Kita juga melakukan tepung tawar kepada calon jamaah haji serta petugas haji dari Kemenkes dan Dinkes Medan," ujarnya.
 
Adapun, katanya, yang berangkat haji sebanyak 28 orang. Diharapkan nantinya para petugas haji dapat bertugas dengan baik, dapat menjaga kesehatan, serta dapat menjalankan tugasnya sebagai ibadah. "Sedangkan yang berangkat haji dengan dana sendiri, semoga menjadi haji mabrur, dapat menjadi contoh di lingkungan Dinkes Medan dan kembali dengan selamat hingga ke tanah air," tukasnya.