LUBUK PAKAM- Keberadaan Warung Siang Malam yang menjual aneka makanan khas Aceh ini juga termasuk bagian dari berkahnya asimilasi. Tidak mudah mendapatkan warung yang buka 24 jam di Lubuk Pakam, tapi warung Siang Malam ini melakukannya. Respon pelanggan pun begitu luar biasa. Hingga kini warung inilah satu satunya yang buka sehari semalam suntuk.

 Warung Siang Malam yang menempati 4 ruko yang dijadikan satu ini dibentuk layaknya warung kopi yang sering kita temukan di Aceh. “Bahkan kopi nya sekalipun kita datangkan dari Aceh. Kami menggunakan kopi dari Ulekareng,”ungkap Muksin, salah satu karyawan Warung Siang Malam.

Jenis kopi yang digunakan adalah kopi kasar yang berwarna hitam legam, kemudian diseduk dengan cara disaring. Saat disaring, kopi berpindah dari satu wadah ke wadah yang lain. Air diangkat tinggi kemudian dituang ke teko di bawahnya. Menurut Muksin, semakin tarikannya tinggi semakin baik. Air disaring hingga 3 kali penyaringan, barulah berpindah ke gelas kecil. “Dengan begini kopi dan air benar benar bercampur dan menjadikan kopi lebih nikmat,”ucap pria yang berasal dari Sigli ini. Satu gelas  kopi dijual Rp5ribu.

Dimana ada warung kopi Aceh, maka  di situ ada mie aceh, martabak. Hal ini juga dihidupkan di warung yang sudah berjalan 5 tahun ini. Untuk mie aceh, disediakan mie aceh daging dan mi aceh udang. “Kita juga sediakan mie aceh spesial dengan jumlah dagingnya lebih banyak. Harganya juga beda. sesuai rupa,”terang Mukhsin.

Kalau yang seperti ini, sudah pasti porsi daging sapi lebih banyak yang otomatis cita rasa yang dihadirkan pun lebih nikmat. Mie aceh biasa perporsi dijual Rp10ribu, untuk mie aceh spesial daging sapi dijual Rp15ribu. Uniknya jenis daging yang digunakan untuk mie aceh adalah daging sapi atau daging kambing.Tidak pernah ada daging ayam.

Sementara untuk mie aceh seafood tambahannya adalah uang dan cumi. Udang dan cumi sebelumnya ditumis bumbu, barulah menyusul mienya yang dimasak. Perporsi mie aceh seafood dijual Rp12ribu. Perharinya warung ini mampu menjual mie aceh hingga 50 kilo.

Suatu hal yang membuat mie aceh berbeda dengan mie lainnya adalah penggunaan mienya yang dibuat secara hand made plus bumbunya yang kaya rempah. “Kalau gak banyak bumbu, bukan mie aceh namanya. Ada belasan jenis bumbu, mulai dari cabai merah, cabai keriting, cabai kering, jintan, kapulaga, bunga lawang, kacang tanah, lengkuas, jahe, ebi dan lainnya. Semua bumbu harus digiling halus. Malah tidak bisa pakai blender biasa,”ucapnya. Mie aceh pun diproduksi sendiri yang pemakaiannya untuk satu dan paling lama 3 hari.Warung siang malam buka pukul 24 jam.