JAKARTA - Ratusan petenis junior bersaing pada Kejuaraan Nasional berlabel BNTP Junior Tennis Championship. Turnamen yang berlangsung di lapangan Elite Club Epicentrum Kuningan Jakarta Selatan dari 11-15 Juli 2018 yang lahir lewat ketulusan pecinta tenis ini menjadi salah satu langkah awal dalam memberikan sumbangsih demi kebangkitan tenis Indonesia.
"Saya ingin melihat kembali gairah tenis Indonesia seperti tahun 1990-an. Prestasi mendunia dengan kiprah Mbak Yayuk Basuki yang mampu masuk peringkat 19 dunia. Selain itu turnamen di dalam negeri semarak dan lapangan-lapangan tenis ramai," ujar Ketua Pertandingan Yudistira Lesmana kepada wartawan saat ditanya tujuan pelaksanaan turnamen yang sudah masuk kalender Turnamen Diakui Pelti itu.

Yusistira yang dulu pernah menjadi pemain namun kemudian istirahat karena lebih menekuni pendidikkan dan pekerjaannya itu menjelaskan, dia bersama Tony Chandra sebagai pembina dan Bunge Nahor dari Bunge Nahor Tennis Programs, awalnya hanya bertemu untuk bermain tenis. Namun kemudian ada keinginan untuk membuat turnamen. Ini setelah melihat kondisi tenis Indonesia yang kurang menggembirakan dalam beberapa tahun ini.

"Ya setelah era Mbak Yayuk kok menurun. Yang membuat miris lagi turnamen berkurang dan lapangan tenis banyak yang digusur. Tempat latihan saya dulu di Kemayoran Tennis Centre, lapangan gravel Senayan dan Rawamangun dibongkar habis. Saya tidak ingin menyalahkan siapa-siapa namun yang jelas perkembangan tenis kurang menggembirakan," ucap Yudistira.
 
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Tony Chandra. Dia melihat tenis butuh dukungan yang serius dan iklas dari pihak-pihak yang peduli dan cinta tenis. Karena itulah, dia terkesan oleh upaya Bunge melalui BNTP untuk menggelar turnamen.
 
"Trend tenis sekarang menurun baik dalam prestasi maupun perkembangannya. Kita jadi semakin tertinggal dibanding negara-negara Asia lainnya apalagi dunia. Tenis membutuhkan dukungan dan perhatian yang serius dari semua pihak termasuk pemerintah," ujar Tony.
 
Melalui turnamen BNTP Junior Tennis Championship, trio YBT (Yudistira – Bunge – Tony) melangkah dengan itikad baik demi membangkitkan tenis Indonesia. Langkah mereka ternyata mendapat sambutan dari para pelaku tenis. Selain peserta turnamen melebihi target, dukungan sponsor juga ada meskipun belum banyak karena baru di awal.

“Kita semua serahkan kepada Yang Di Atas, Tuhan Yang Kuasa. Kita hanya punya itikad untuk memajukan tenis Indonesia. Tidak ada maksud lain. Syukurlah langkah kami mendapat sambutan positif. Mudah-mudahan turnamen ini bisa berkelanjutan dan berkambang makin baik untuk kemajuan tenis kita,” tutur Yudistira yang berharap adanya peremajaan terhadap refree maupun wasit yang dilakukan PB Pelti.  

Sementara itu, Bunge Nahor yang menjadi Direktur Turnamen mengaku bersyukur dan berterimakasih karena ada Yudistira dan Tony yang memiliki kelebihan masih peduli pada tenis dengan mau menggelar turnamen. Suatu wadah yang sangat dibutuhkan para pemain junior Indonesia untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya. Juga sebagai langkah awal menuju prestasi yang lebih tinggi ke tingkat internasional.

“Banyak orang yang punya duit tapi tidak mau seperti Pak Yudi dan Pak Tony. Semoga ada lagi seperti mereka. Dengan demikian semakin banyak yang menjadi sponsor untuk turnamen dan pembinaan petenis Indonesia," kata Bunge yang mantan pemain dan pelatih nasional dengan pengalaman internasional itu.

Menyinggung tentang turnamen BNTP Junior Tennis Championship, kata Bunge, ada yang lebih dibandingkan turnamen-turnamen lainnya. Turnamen ini menyediakan hadiah emas senilai Rp 35.000.000. Selain itu disediakan juga piala, medali, piagam, dan hiburan. Jenis pertandingan terdiri dari tunggal dan ganda putra - putri kelompok umur 10, 12, 14, 16 an 18 tahun.

“Kita memakai referee dari Pelti. Selain itu panitia berusaha untuk mengatasi pencurian umur. Karena itu peserta  peserta diwajibkan menyerahkan photo copy akte lahir atau ijazah asli ke   referee sebelum bertanding,” ujar Bunge.***