JAKARTA - Kediaman mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Mega Kuningan, Jakarta, mendadak mencuri perhatian. Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto terlihat menyambangi rumah Ketua Umum Partai Demokrat itu Selasa (10/7) siang kemarin. SBY dan Airlangga pun membahas Pilpres 2019.

Airlangga yang merupakan Menteri Perindustrian itu terlihat datang menggunakan kendaraan dinas berpelat RI 32. Begitu sampai, ia langsung diarahkan masuk area pekarangan rumah SBY. Tiba sekitar pukul 17.00 WIB, Airlangga pun didampingi politisi senior Partai Golkar MS Hidayat.

Setelah melakukan pertemuan tertutup itu, Airlangga sendiri mengatakan belum ada tawaran yang diajukan Golkar kepada Demokrat untuk masuk koalisi pendukung Jokowi. Ia hanya melontarkan bahwa "semuanya masih cair".

"Kita bicara mengenai situasi. Cair, cair. Golkar dengan pimpinan partai cair semua. Ini kan kita mengkomunikasikan," katanya.

Besar kemungkinan pertemuan Airlangga dan SBY yang berlangsung hanya sekitar satu jam itu memang membahas soal Pilpres 2019. Selepas Magrib, Airlangga langsung meninggalkan kediaman SBY yang mengantarnya sampai depan rumah. Tampak Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan pun berada di sana.

Hinca Panjaitan sendiri mengungkapkan bahwa perbincangan antara Airlangga dan SBY itu dilakukan dalam situasi santai sambil minum teh. Ia mengamini kalau keduanya memang membahas Pilpres 2019 dan Pilkada Serentak 2018.

"Kebanyakan ngomongin Pilpres, tapi semua masih lepas. Semua tahu ini tinggal 30 hari. Komunikasi lancar saja," kata Hinca.

Menanggapi pertemun Airlangga dan SBY tersebut, Wasekjen PDIP Eriko Sotarduga enggan berspekulasi. Meski enggan berspekulasi terkait pertemuan tersebut, PDI Perjuangan, kata dia, akan tetap menyiapkan antisipasi jika memang Golkar berbalik arah dukungan dan bergabung dengan Demokrat.

"Tentu PDIP juga sudah siap. Bagaimana pun Pak Jokowi kader PDIP kami tentu harus di depan dan kami juga harus tentu jaga hal-hal seperti ini. Karena bagaimana pun juga untuk kepentingan pembangunan periode berikutnya," kata Eriko di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (11/7).

Eriko menjelaskan, pada dasarnya, PDI Perjuangan ingin berprasangka baik pada Golkar yang sudah mulai sering bertemu dengan beberapa petinggi partai. Dia menilai pertemuan dua petinggi partai itu sebagai usaha Golkar untuk mengajak Demokrat gabung ke koalisi Presiden Jokowi saja.

"Kita berprasangka baik saja. Kalau dari kami tentu berpikir bahwa ini semua menjalin komunikasi, kemudian juga barangkali Golkar juga ingin mengajak Demokrat untuk bisa bersama-sama dengan koalisi pendukung Pak Jokowi, kan sah-sah saja," ungkapnya.

Anggota Komisi VI DPR ini juga tidak mau menduga-duga apa yang telah dibicarakan oleh Airlangga dan juga SBY. Tetapi dia yakin pembicaraan tersebut nantinya akan dilaporkan kepada Jokowi ataupun partai mitra koalisi.

"Tentunya akan pasti Golkar juga akan menyampaikan kepada kami, kepada Bapak Presiden Jokowi sebenarnya isi dari pertemuan itu apa," pungkasnya.***