SIMALUNGUN - Pernyataan kepala Deputi Operasional dan Kesiagaan Badan SAR Nasional (Basarnas), Nugroho Budi W bahwa mustahil untuk bisa mengangkat bangkai KM Sinar Bangun yang tenggelam dari dasar Danau Toba mendapat tanggapan dari sejumah warga dan petugas yang ada di Posko Utama Pencarian Korban KM Sinar Bangun Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun.

Seorang warga setempat bermarga Sinaga mengomentari bahwa jika memang tidak memungkinkan untuk mengangkat bangkai kapal maupun jenazah dari kedalaman 450 meter, maka sebaiknya dismapaikan saja secara terbuka kepada publik, terutama keluarga korban yang sampai sekarang masih sangat berharap jenazah keluarganya ditemukan.

"Kalau sudah mustahil, ngapain dilanjutkan pencarian. Jujur ajalah beritahu kepada keluarga korban biar tau langkah apa yang diambil selanjutnya," ujar Sinaga yang diamini oleh beberapa orang yang ada di sudut Pelabuhan Tigaras itu.

Senada dengan Sinaga, beberapa anggota petugas yang berada di pelabuhan tersebut,namun tidak mau disebutkan namanya, mengatakan, seharusnya Tim Gabungan tersebut jujur memberitahukan kepada para keluarga korban, bahwa tidak mungkin untuk mengangkat kapal dan jasad para korban.

"Seharusnya tim ini sudah harus jujur memberitahukan, bahwa tidak ada lagi upaya yang bisa dilakukan untuk mengangkat kapal dan jasad korban. Dan kita harap para keluarga korban bisa ikhlas menerimanya.

Sebelumnya, Kepala Deputi Operasional dan Kesiapsiagaan Basarnas, Nugroho Budi W, mengatakan, pengangkatan bangkai KM Sinar Bangun mustahil bisa dilakukan.

Ia menjelaskan bahwa bangkai kapal berada di kedalaman sekitar 420 meter, sementara beberapa korban dan sepedamotor berada di kedalaman 450 meter.

"Dengan kondisi seperti itu,mustahil bisa mengangkat kapal tersebut dari dasar danau.Sebab sampai saat ini kita belum memiliki alat untuk mengangkat kapal di kedalaman 450 meter," katanya,di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun.

Nugroho menambahkan bahwa 3 hari waktu tambahan pencarian korban,akan berakhir hari Sabtu ini."Jadi kami tim gabungan akan mengadakan rapat lagi nanti.apakah pencarian akan dihentikan atau ditambah lagi waktu pencariannya,akan ditentukan dari hasil rapat nanti," jelas Nugroho.

Menurut Nugroho. lagi, secara teknis pengangkatan para korban dari dasar danau sangat berisiko,yaitu jasad korban bisa tercerai berai.

"Kalau dilakukan pengangkatan para korban,maka risikonya jasad korban bisa hancur tercerai berai.Maka hal ini akan kita koordinasikan dengan para keluarga korban, apakah mereka setuju atau tidak," jelasnya.***